c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

02 Agustus 2025

09:37 WIB

Volume Lava Gunung Merapi 4 Juta Meter Kubik

Gunung Merapi memiliki dua kubah lava aktif. Kubah barat daya dan kubah tengah kali.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Volume Lava Gunung Merapi 4 Juta Meter Kubik</p>
<p>Volume Lava Gunung Merapi 4 Juta Meter Kubik</p>

Asap solfatara keluar dari kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww/pri.

YOGYAKARTA - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat volume kubah lava di sisi barat daya Gunung Merapi telah mencapai 4.011.000 meter kubik (m3) berdasarkan hasil analisis foto udara pada 17 Juli 2025.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dikutip dari Antara di Yogyakarta, Jumat (1/8) mengatakan, bahwa kubah lava tersebut menunjukkan sedikit perubahan morfologi.

"Teramati adanya sedikit perubahan morfologi pada kubah barat daya akibat perubahan volume kubah dan aktivitas guguran lava," papar Agus.

Sementara itu, volume kubah lava di bagian tengah Gunung Merapi tercatat lebih rendah, yakni sebesar 2.368.900 m3, dan tidak teramati mengalami perubahan morfologi.

Baca juga: Guguran Lava Gunung Merapi Mengalir di 3 Sungai  

Gunung Merapi memiliki dua kubah lava aktif. Kubah barat daya terbentuk di atas sisa lava erupsi tahun 1997 dan mulai teramati sejak 4 Januari 2021, sedangkan kubah tengah kali pertama terpantau pada 4 Februari 2021 dan berada di tengah kawah puncak.

Sepanjang periode 25-31 Juli 2025, BPPTKG mencatat sebanyak 75 kali guguran lava dari kedua kubah tersebut.

Sebanyak 50 kali guguran mengarah ke Kali Sat/Putih sejauh maksimum 2.000 meter, 19 kali ke Kali Krasak sejauh maksimum 2.000 meter, dan enam kali ke Kali Bebeng sejauh maksimum 1.900 meter.

Dalam periode yang sama, aktivitas kegempaan terdeteksi sebanyak 579 kali gempa guguran (RF), 748 kali gempa fase banyak (MP), sembilan kali gempa vulkanik dangkal (VTB), dan 24 kali gempa tektonik (TT).

Menurut BPPTKG, intensitas kegempaan tersebut relatif sama dibandingkan minggu sebelumnya.

Pemantauan deformasi tubuh Gunung Merapi menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM) dan Global Positioning System (GPS) juga tidak menunjukkan adanya perubahan signifikan.

"Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif," ucap Agus.

BPPTKG tetap mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apapun di daerah potensi bahaya.

Potensi guguran lava dan awan panas dapat berdampak pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong (maksimal lima kilometer), serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (maksimal tujuh kilometer).

Di sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol sejauh maksimal lima kilometer. Lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG), terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," tutur Agus.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar