c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

04 Juli 2024

11:13 WIB

Tanggung Jawab Insiden PDNS 2, Dirjen Aptika Kemkominfo Mengundurkan Diri

Sebagai Dirjen Aptika yang mengampu proses transformasi pemerintahan, insiden serangan siber terhadap PDNS 2 secara teknis adalah tanggung jawabnya yang tak bisa dijalankan dengan baik

<p>Tanggung Jawab Insiden PDNS 2, Dirjen Aptika Kemkominfo Mengundurkan Diri</p>
<p>Tanggung Jawab Insiden PDNS 2, Dirjen Aptika Kemkominfo Mengundurkan Diri</p>

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan dalam jumpa pers pengunduran dirinya di Gedung Kementerian Kominfo, Kamis (4/7/2024). Antara/Fathur Rochman

JAKARTA - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengundurkan diri, sebagai bentuk tanggung jawab moral atas terjadinya gangguan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya.

"saya mengambil tanggung jawab ini secara moral dan saya menyatakan harusnya selesai di saya. Karena ini adalah masalah yang harusnya saya tangani dengan baik," ujar Semuel di Jakarta, Kamis (4/7).

Semuel menyampaikan, sebagai Dirjen Aptika yang mengampu proses transformasi pemerintahan, dirinya tidak bisa mengemban tanggung jawab tersebut dengan baik. Dia pun mengatakan, insiden serangan siber terhadap PDNS 2 secara teknis adalah tanggung jawabnya.

"Jadi saya mengambil tanggung jawab ini secara moral dan saya menyatakan ini tanggung jawab saya dan ini harusnya saya tangani dengan baik. Itu alasan utamanya," ujar Semuel.

Semuel menambahkan, meskipun dia mengundurkan diri dari jabatannya, proses pemulihan PDNS 2 masih terus dilakukan secara optimal.

Industri Telekomunikasi
Semuel telah menjabat sebagai Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA) Kemenkominfo sejak 2016 hingga 2024 ini. Dalam dunia industri telekomunikasi, namanya dikenal sebagai pimpinan di berbagai organisasi nasional dan internasional.

Beberapa jabatan yang pernah diembannya antara lain sebagai Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada periode 2012-2015. Lalu, Head of Delegation ASEAN Telecommunications and IT Minister Meeting (TELMIN) pada periode 2018-2019.

Semuel juga pernah menjabat sebagai Chairman ASEAN Telecommunications and Information Technology Senior Officals Meeting (TELSOM) pada periode 2018-2019. 

Keputusan untuk melangkah mundur sebagai Dirjen APTIKA diambil Semuel salah satunya dipengaruhi oleh insiden serangan siber ransomware Braincipher pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya, Jawa Timur.

Serangan siber itu melumpuhkan banyak layanan publik dan yang paling terdampak ialah layanan keimigrasian pada Kamis (20/6). Secara berangsur layanan publik mulai pulih setelah serangan siber itu ditemukenali oleh pemerintah lewat berbagai kolaborasi antar lembaga terkait. Belum lama ini, Braincipher telah memberikan kode untuk membuka enkripsi pada PDNS 2 tepatnya pada Rabu (3/7) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Desakan Mundur
Sejatinya, desakan mundur dari jabatan, ramai disuarakan warganet kepada Menkominfo Budi Arie Setiadi. Salah satunya disuarakan Southeast Asia Freedom of Expression Network (Safenet) dengan menggalang petisi via laman change.org yang dibuka sejak 26 Juni 2024.

Hingga Rabu (3/7), petisi bertajuk "PDNS Kena Ransomware, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi Harus Mundur!" telah ditandatangani sebanyak 22.177 warganet.

Seperti diketahui, PDNS 2 di Surabaya mengalami serangan siber dalam bentuk ransomware bernama Brain Chiper, varian terbaru dari Lockbit 3.0. Puncaknya, PDNS mulai tidak bisa diakses sejak Kamis (20/6) yang berakibat layanan publik tidak bisa diakses, termasuk layanan imigrasi.

Safenet menyebutkan terdapat sedikitnya 282 instansi pemerintah pengguna PDNS yang terdampak serangan siber tersebut. Pemerintah pun menargetkan pemulihan atas serangan siber PDNS 2 di Surabaya rampung pada bulan ini.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya cadangan data nasional guna mengantisipasi insiden serupa terulang di kemudian hari. "Di-back up semua data nasional kita, sehingga kalau ada jadian, kita tidak terkaget-kaget," serunya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar