21 Juli 2025
15:15 WIB
Suhu Udara Bali Lebih Dingin Sampai Agustus
Rata-rata suhu udara Bali saat ini mencapai sekitar paling rendah 19 derajat hingga maksimum 31 derajat Celcius.
Editor: Rikando Somba
Sejumlah wisatawan mengunjungi objek wisata Ulun Danu Beratan di Tabanan, Bali. Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo
DENPASAR- Anda yang berada di Bali akan mengalami suhu agak dingin untuk beberapa waktu ke depan. Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan suhu dingin di Bali diperkirakan hingga Agustus 2025. Berdasarkan perkiraan BBMKG Denpasar, rata-rata suhu di Bali saat ini mencapai sekitar paling rendah 19 derajat hingga maksimum 31 derajat Celcius.
“Sedikitnya tutupan awan memungkinkan panas dari permukaan bumi lepas dengan mudah ke atmosfer melalui radiasi,” kata Ketua Kelompok Kerja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III, Wayan Musteana di Denpasar, Bali, Senin (21/7).
Musteana menjelaskan, karena tutupan awan yang sedikit menyebabkan cuaca dan suhu agak dingin. Di saat sama, kelembapan udara yang rendah saat kemarau mengakibatkan tidak adanya selimut alami yang menahan panas.
“Ini memperkuat pendinginan, membuat suhu udara turun drastis menjelang pagi," ucapnya.
Ia menambahkan berdasarkan analisis BBMKG Denpasar, mencermati skala regional, musim kemarau dipengaruhi oleh angin monsun timur yang berasal dari Australia. Angin monsun timur itu, ujar dia, bersifat kering dan dingin, sehingga memperkuat efek pendinginan suhu di wilayah Indonesia.
BMKG sebelumnya menjelaskan secara klimatologis sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Namun, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia.

Kemarau Lebih Pendek
Hingga akhir Juni 2025, baru sekitar 30 persen zona musim di Indonesia yang benar-benar memasuki musim kemarau.
Di sisi lain, BMKG juga mengonfirmasi kembali bahwa musim kemarau pada 2025 cenderung akan memiliki durasi yang lebih pendek dibandingkan dengan normalnya dengan sifat hujan di atas normal.
Di kesempatan berbeda, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara mencatat suhu minimum di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Sabtu pagi mencapai minus 2 derajat Celsius. Fenomena ini menyebabkan munculnya fenomena embun upas (beku).
Baca juga: Fenomena Bediding Timbulkan Gangguan Pernapasan
Suhu Dingin Saat Kemarau, BMKG Jelaskan Sebabnya
Dikutip dari Antara, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara Hery Susanto Wibowo mengatakan bahwa suhu ekstrem tersebut tercatat pada permukaan rumput di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.
Sejak awa Juli 2025, fenomena embun upas telah terjadi tiga kali selama musim kemarau tahun ini, yakni pada 10 dan 11 Juli yang mencapai 0 derajat Celcius serta 18 Juli yang mencapai minus 2 derajat celcius.
"Dari pengamatan kami, suhu permukaan turun hingga minus 2 derajat celcius, sedangkan suhu udara minimum di sekitar Dieng berkisar antara 2 hingga 6 derajat celcius," katanya.
Ia mengakui catatan historis suhu ekstrem yang terjadi di Dieng sebelumnya belum terdokumentasi secara lengkap oleh BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara.
Berdasarkan pengamatan umum dan data terbatas, suhu minimum di kawasan tersebut bisa mencapai antara minus 2 derajat celcius hingga minus 4 derajat celcius pada musim kemarau.
BMKG memperkirakan puncak musim kemarau 2025 di wilayah Dieng akan terjadi pada bulan Juli-Agustus, sehingga potensi penurunan suhu lebih ekstrem dan kejadian embun upas masih berpotensi terjadi. “Kondisi seperti ini cukup ekstrem untuk wilayah tropis. Biasanya suhu minimum di wilayah itu sekitar 20-30 derajat celcius pada siang hari,” katanya..
Mengantisipasi ini, BMKG mengimbau masyarakat, khususnya petani dan pelaku sektor pariwisata, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak embun upas.
“Tanaman yang rentan seperti kentang perlu dilindungi, dan wisatawan diharapkan menyiapkan pakaian hangat agar tidak terjadi gangguan kesehatan akibat cuaca dingin ekstrem,” kata Hery.
Baca juga: Kolaborasi Hadapi Tantangan Pengembangan Pariwisata Bali
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng Dinas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Banjarnegara Sri Utami mengatakan fenomena embun beku pada Sabtu (19/7) pagi, terlihat jelas di area lapangan dekat Candi Setyaki.
Menurut dia, fenomena tersebut menyedot animo wisatawan yang datang ke lokasi sejak pagi karena secara kebetulan akhir pekan, sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Dieng.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati fenomena embun beku disarankan sudah berada di lokasi sekitar pukul 05.30 WIB. “Jangan lupa menggunakan jaket, penutup kepala dan sarung tangan. Kami sarankan juga makan minum yang cukup karena sangat dingin," kata Utami.