c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

29 Juli 2025

09:58 WIB

Singapura, Malaysia, Indonesia Berisiko Hadapi Asap Lintas Perbatasan

BMKG sebut tidak ada asap lintas perbatasan dari Indonesia menyebar ke Malaysia dan Singapura. 

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Singapura, Malaysia, Indonesia Berisiko Hadapi Asap Lintas Perbatasan</p>
<p>Singapura, Malaysia, Indonesia Berisiko Hadapi Asap Lintas Perbatasan</p>

Foto udara permukiman warga di Muara Sabak Timur yang diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan d an lahan (karhutla) di Tanjung Jabung Timur, Jambi, Selasa (27/8/2024). Antara Foto/Wahdi Septiawan.

JAKARTA – Singapura, Indonesia, dan Malaysia diprediksi menghadapi risiko “sedang” untuk mengalami peristiwa kabut asap lintas perbatasan yang parah pada sisa tahun 2025. Demikian laporan yang dikutip Antara dari Institut Hubungan Internasional Singapura yang dirilis pada Senin (28/7).

Laporan terbaru itu menandai peningkatan dibandingkan dengan penelitian sama pada 2024. Hasil penelitian tahun lalu menunjukkan risiko dengan penilaian “rendah” pada ketiga negara akan kabut asap lintas perbatasan. Institut ini membagi tiga skala untuk hasil penelitian mereka akan kabut asap lintas negara, yakni “rendah”, “sedang”, dan “tinggi”.

Penelitian itu menunjukkan, harga produk pertanian yang tinggi dan peningkatan deforestasi telah meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran dan kabut asap. Laporan itu juga menyebutkan adanya lonjakan titik panas dan kabut asap di beberapa wilayah Sumatra pada pertengahan Juli tahun ini. sementara, kabut asap lintas perbatasan berembus dari Sumatra tengah ke beberapa wilayah Semenanjung Malaysia.

Perubahan ekonomi dan kebijakan juga dapat secara tidak sengaja mendorong deforestasi dan meningkatkan risiko kabut asap jika pembakaran terus digunakan untuk pembukaan lahan, seperti diperingatkan dalam laporan itu.

Ke depannya, tren iklim menunjukkan kemungkinan terjadinya musim kering yang tidak biasa antara tahun 2027 hingga 2030, yang dapat semakin memperburuk risiko kabut asap.

Baca juga: Gibran Inginkan Penegakan Hukum Untuk Kasus Karhutla  

Sebelumnya, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, di Gedung Daerah Balai Serindit Pekanbaru, Selasa (22/7) tidak ada sebaran asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia yang melintasi batas negara dan sampai ke wilayah negara tetangga.

Dia menjelaskan, BMKG selalu memantau pergerakan awan. Ia menambahkan, BMKG terus menjaga agar kejadian asap lintas batas tidak terjadi melalui pemantauan ketat dan upaya modifikasi cuaca.

BMKG, lanjut dia, memiliki sistem pemantauan dan prediksi cuaca yang terintegrasi, mencakup proyeksi hingga jam per jam. Ini dilakukan guna mengantisipasi potensi kebakaran serta mengarahkan operasi penyemaian awan secara tepat sasaran.

“Kami terus melakukan pemantauan, melakukan prediksi, baik tiga bulan ke depan, sebulan ke depan, 10 hari ke depan, bahkan sampai jam per jam kita prediksi terus. Kita pantau juga pertumbuhan awannya, kita pantau sebaran asapnya,” terang Tri Handoko.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar