27 Maret 2025
19:59 WIB
Prabowo Sebut Uang Rp30 Triliun Bisa Atasi Kemiskinan Absolut
Presiden Prabowo yakin Baznas dapat membantu mengatasi kemiskinan ekstrem karena mampu mengumpulkan dana Rp41 triliun pada tahun 2025, dengan potensi hingga Rp327 triliun
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Nofanolo Zagoto
Ilustrasi pembayaran zakat. ANTARA/ Baznas
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto berkata persoalan kemiskinan absolut di Tanah Air dapat diatasi dengan Rp30 triliun. Sementara Baznas mampu mengumpulkan dana Rp41 triliun pada tahun ini, dengan potensi hingga Rp327 triliun.
"Perhitungan kami bisa menghilangkan kemiskinan absolut dengan Rp30 triliun. Bayangkan peran Baznas tahun ini juga dalam mengatasi kemiskinan ekstrem berarti peran Baznas strategis," kata Presiden dalam sambutan penyerahan zakat ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/3).
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan seluruh jajaran Kabinet Merah Putih serta pimpinan lembaga negara turut hadir, dan ikut menyerahkan zakat melalui pembayaran nontunai.
Dalam sambutannya, Prabowo menyebut zakat sebagai bentuk syukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT dan manifestasi keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan.
"Berzakat adalah cerminan dari sikap gotong royong dan upaya mengurangi ketimpangan sosial zakat adalah manifestasi dari keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan," tandasnya.
Dengan berzakat, kata Prabowo, semua pihak dapat berbagi dengan sesama menolong kaum duafa, meringankan beban hidup masyarakat yang kurang mampu, dan menghindarkan hidup dari sifat kikir.
Ia berharap dengan menunaikan zakat fitrah, ibadah yang dilakukan selama bulan suci Ramadan dapat lebih sempurna dan mampu menolong sesama. "Semoga zakat yang kita keluarkan akan menyempurnakan ibadah ramadan kita serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT," ujar Prabowo.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Baznas RI Noor Achmad mengungkapkan, pembayar zakat atau muzaki terus meningkat. Pada 2021 jumlah muzaki sebesar 10 juta orang. Namun pada 2024 jumlahnya bertambah menjadi 28,1 juta orang. Noor menilai masyarakat masih memiliki kesadaran untuk berbagi kepada sesama.
"Jadi artinya masyarakat Indonesia masyarakat yang luar biasa, yang InsyaAllah tidak akan menyimpan hartanya, tapi ada sebagian yang ditujukan kepada saudara yang membutuhkan," ujarnya.