07 April 2025
16:00 WIB
Penyebar Hoaks Banjir Sungai Cileungsi DIlaporkan Ke Polisi
Kabar yang menyebut tinggi muka air (TMA) di titik pantau hulu Sungai Cileungsi mencapai 450 cm atau status siaga 1 adalah tidak benar alias hoaks.
Editor: Rikando Somba
Sejumlah warga mencuci pakaian di aliran Sungai Cileungsi, Citeureup, Bogor, Jawa Barat, beberapa tahun lalu karena sumur di rumah mereka kering. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
JAKARTA-Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) melaporkan kejadian penyebaran informasi bohong terkait status siaga 1 banjir Sungai Cileungsi, Minggu (6/4), ke pihak kepolisian. Pihak yang merekayasa laporan Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Cileungsi diduga kuat melanggar Pasal 22 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Nomor 1 Tahun 2024.
Laporan resmi telah dibuat oleh Ketua KP2C, Puarman, di hari yang sama pada malam harinya dengan Nomor: STPL/B/0366/IV/2025/POLSEK GN.PUTRI/POLRES BOGOR/POLDA JABAR.
"KP2C sudah membuat laporan polisi atas nama pelapor Puarman," kata Puarman di Jakarta, Senin (7/4).
Ia mengatakan, pelaporan ditujukan agar penyebar hoks itu jera. KP2C melaporkan hal tersebut kepada Polsek Gunung Putri, Kabupaten Bogor agar pelaku penyebaran info hoaks tersebut ditindak secara tegas berdasarkan hukum yang berlaku.
Puarman menegaskan bahwa kabar yang menyebut tinggi muka air (TMA) di titik pantau hulu Sungai Cileungsi mencapai 450 cm atau status siaga 1 adalah tidak benar alias hoaks.

Sungai Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, merupakan bagian hulu dari aliran Kali Bekasi. Pada 4 Maret 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 51.320 jiwa di bantaran Kali Bekasi terdampak banjir.
"Kami pastikan informasi tersebut hoaks. Informasi tersebut membuat masyarakat resah dan panik, karena masih trauma dengan banjir besar yang terjadi pada 4 Maret lalu yang melanda Bekasi dan Bogor," ujarnya.
Sebelumnya, sebuah pesan beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp yang menyebutkan bahwa TMA Sungai Cileungsi mencapai 450 cm pada pukul 19.15 WIB dengan kondisi cuaca hujan. Padahal, ambang batas normal TMA hanya berkisar pada 100 cm.
“Padahal, posisi TMA pada Minggu malam ini hanya 60 cm,” ujar Puarman.
KP2C mencurigai bahwa oknum tidak bertanggung jawab telah melakukan pengeditan terhadap informasi resmi yang biasanya disebarkan oleh KP2C melalui kanal resminya, lalu menyebarkannya ke masyarakat, sehingga menimbulkan keresahan, terutama di kalangan warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai.
Belasan Titik Banjir
Di kesempatan berbeda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Banten mencatat ada 17 titik banjir dan telah mengevakuasi sejumlah warga terdampak ke posko pengungsian.
Hujan disertai angin kencang yang melanda Kota Tangerang pada Minggu (6/4) sore telah mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang banjir.
Baca juga: Banjir, Waspada Penyebaran Leptospirois
Depok Lama Akan Dijadikan Kawasan Cagar Budaya
Ada 17 titik terjadi genangan hingga banjir dan wilayah paling terparah ialah Larangan. Ada juga 11 titik Lokasi yang parah., diantaranya Kelurahan Larangan Selatan yaitu di Jalan Habib Novel setinggi 60 sentimeter dengan lokasi terdampak pemukiman. Kelurahan Kreo Selatan di Jalan H. Daiman setinggi 60 sentimeter hingga 80 sentimeter dan telah dievakuasi.
Dikutip dari Antara, Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Ubaidillah Ansar di Tangerang, Senin mengatakan titik pengungsian saat ini di Musala Nurul Hikmah, Jalan H. Daiman, Gang H. Risin.
"Sementara ini, masih ada sebagian warga yang belum mau dievakuasi. Dengan harapan, air surut dalam waktu yang cepat. Namun, petugas dan perahu bersiaga jika dibutuhkan warga," kata dia dalam keterangannya.
Sebagai informasi, untuk layanan kegawatdaruratan di Kota Tangerang masyarakat bisa mengakses call center 112 atau untuk BPBD Kota Tangerang, bisa ke nomor piket 021-5582-144 yang juga aktif selama 24 jam penuh.