c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

20 Mei 2025

15:09 WIB

Pegawai Dan Warga LP Dan Rutan Wajib Upayakan Ketahanan Pangan

Pegawai dan warga LP, juga Rumah Tahanan (Rutan), dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) di Jambi wajib menanam padi dan jagung, atau beternak untuk upayakan ketahanan pangan.  

Editor: Rikando Somba

<p>Pegawai Dan Warga LP Dan Rutan Wajib Upayakan Ketahanan Pangan</p>
<p>Pegawai Dan Warga LP Dan Rutan Wajib Upayakan Ketahanan Pangan</p>

Ilustrasi dua orang warga binaan pemasyarakatan (WBP) memanen komoditas cabai merah di lahan pertanian asimilasi dan edukasi di sebuah LP atau Lembaga Pemasyarakatan ANTARA FOTO/Andry Denisah

JAMBI- Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jambi meminta 14 satuan kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) membuat gerakan bercocok tanam dan pembudidayaan ikan. KP., Balai Pemasyarakatan (Bapas), Rumah Tahanan (Rutan), dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) akan ikut serta mengupayakan ketahanan pangan dengan menanam padi dan jagung. 

Semua UPT di Jambi diwajibkan melakukan kegiatan serupa dan tidak terfokus hanya untuk menanam padi. Ada juga Lapas yang memilih beternak ikan dan menanam berbagai jenis sayuran, kegiatan tersebut disesuaikan dengan ketersediaan dan kondisi lahan.

"Lapas, balai pemasyarakatan (Bapas), rumah tahanan negara (Rutan) dan rumah penyimpanan benda sitaan negara (Rubasan) di Jambi kita dorong memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami padi, jagung dan lain sebagainya supaya bermanfaat bagi warga binaan serta bagian dari mendukung program pemerintah," kata Kakanwil Ditjenpas Jambi Hidayat di Batanghari, Selasa (20/5).

Dicontohkannya, kegiatan tanam padi sawah menggunakan lahan milik Lapas Muara Bulian oleh pegawai dan warga binaan,  adalah salah satu yang mesti digalakkan di fasilitas pemasyarakatan lainnya, di sana.

Diterapkan Saat Kembali ke Masyarakat
Hidayat mengatakan Lapas Muara Bulian Kabupaten Batanghari memilih menanam padi, mengingat lahan itu sangat mendukung, karena memiliki sumber air yang cukup dan lahan yang tersedia luas sekitar 5.000 meter persegi. Pelaksanaan kegiatan bercocok tanam itu menjadi metode Ditjenpas untuk mengusir kejenuhan dan menambah pengetahuan WBP. 

Diharapkan, setelah keluar dari masa pembinaan, para napi memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman yang bisa ditularkan. Selain Lapas, kegiatan ketahanan pangan ini juga menyasar Rubasan, Rutan dan Bapas.

 "Dengan program itu, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang nantinya bisa diterapkan oleh warga binaan ketika kembali ke lingkungan masyarakat," kata Hidayat dikutip dari Antara.

Di kesempatan berbeda, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Adita Irawati, menyatakan bahwa pemberdayaan warga binaan menjadi salah satu wujud nyata dampak positif dari pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).


Hal ini disampaikannya seusai melakukan kunjungan kerja ke Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, yang telah menerapkan sistem pelatihan dan sertifikasi bagi warga binaan agar dapat terlibat langsung dalam program tersebut. Di Lapas Sukamiskin, pelatihan diberikan sesuai standar Badan Gizi Nasional, dan koperasi lapas pun diberdayakan sebagai vendor penyedia bahan baku untuk mendukung program tersebut.

"Arahan Presiden Prabowo Subianto sangat jelas, yakni Program MBG harus memberikan manfaat seluas-luasnya kepada masyarakat, termasuk warga binaan," katanya melalui PCO di Jakarta, Jumat.

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG di lokasi tersebut menjadi salah satu dapur yang memberdayakan  warga binaan. Mereka dilatih khusus dan tersertifikasi sehingga layak untuk bekerja di dapur MBG.

Baca juga: Batasi Impor Singkong, Ini Isi Surat Mentan Ke Menko Perekonomian

                    Pengguna Narkoba Di Sultra Didominasi Pekerja Tambang

Dalam keterangan itu disebutkan, pendirian dapur MBG di Lapas Kelas I Sukamiskin mendapat sambutan baik dari para warga binaan. Kegiatan positif di lingkungan lapas bertambah dan memberi pengalaman dan keahlian baru bagi warga binaan.

“Sekarang hari-hari saya semakin cepat berlalu, karena sibuk di dapur, menyiapkan makanan untuk Program MBG,” kata salah satu warga binaan, Rijatono Lakka.  Tono tak sendirian. Ada sekitar 47 warga binaan lainnya yang juga terlibat mengelola dapur MBG untuk melayani 3.450-an penerima manfaat setiap hari.

Para warga binaan ini bertuga mulai dari menerima bahan baku, mengecek kualitas, membersihkan, memasak, mengemas makanan, sampai mencuci peralatan masak dan makan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar