24 September 2025
11:25 WIB
Menteri Mu'ti Ingatkan Kepala Sekolah Siap Melayani
Kepala sekolah (kepsek) harus memiliki orientasi untuk melayani dan memberi bagi siswa dan guru yang mengajar.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi Pendidikan. Shutterstock/dok.
JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengingatkan kepala sekolah (kepsek) agar memiliki komitmen sebagai pemimpin yang melayani.
“Kepala sekolah itu senantiasa memiliki komitmen sebagai pemimpin yang melayani, servant leadership. Sikap di mana kita menjadikan profesi kita ini untuk memberi yang bermanfaat bagi orang lain. Orientasi melayani, orientasi memberi," kata Mendikdasmen Mu'ti dikutip dari Antara di Jakarta pada Rabu (24/9).
Pesan yang sama dia utarakan saat menutup Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah (BCKS) Angkatan 2 Tahun 2025 dengan memberi pesan kepada 431 calon kepsek di daerah Jawa Barat (Jabar).
Menteri Mu’ti menegaskan pentingnya peran kepala sekolah dalam dunia pendidikan karena sebagai otak yang mengendalikan jalannya pendidikan di sekolah.
“Dunia ini, itu cukup untuk menghidupi semua makhluk Tuhan yang ada di dalam semesta. Tapi tidak cukup menghidupi satu orang yang rakus. Begitu sudah jadi orang yang rakus, tidak akan pernah merasa cukup. kalau orientasi melayani semua pekerjaan itu menjadi menyenangkan,” ujar dia dikutip dari Antara.
Menurut Mendikdasmen, menjadi kepsek berarti menentukan arah kemajuan lembaga yang dipimpin. Sehingga, tidak boleh menjadi kepala yang biasa-biasa saja dan harus menjadi pemimpin yang agile.
Baca juga: Kepala Sekolah Mesti Tiru CEO Perusahaan
“Pemimpin yang agile itu pemimpin yang tidak mudah goyah oleh guncangan. Dia bisa bertahan dan bisa adaptif. Agile itu kira-kira kalau ditiup ke kiri, dia goyah ke kiri. Dia goyah ke kanan, dia goyah ke kanan. Tapi dia tetap punya visi, dia tidak tumbang. Itu agile. Karena pemimpin itu memang harus siap berubah,” imbuh dia.
Ia juga mengibaratkan kepala sekolah sebagai mata yang memegang visi dan cara pandang dalam merancang berbagai program pembelajaran.
Kepala sekolah, lanjutnya, harus menjadi pendengar yang baik, mampu menerima masukan dengan terbuka, serta menjadi pembicara yang efektif dalam menyampaikan ide dan arahan.
“Ibarat tubuh, kepala sekolah itu ya kepalanya yang menentukan bagaimana citra sekolahan secara keseluruhan dan yang menentukan kemana arah pendidikan satu-satuan pendidikan,” katanya.
Oleh karena itu, ia berharap 431 calon kepala sekolah tersebut dapat menjadikan profesi mereka sebagai sarana memberi manfaat bagi orang lain, dengan orientasi melayani dan memberi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan (KSPSTK) Kemendikdasmen Iwan Junaedi menyampaikan berdasarkan data terakhir pada 7 Mei 2025 hingga 21 September 2025, progres kebutuhan Kepala Sekolah Nasional telah menurun 51,55%.
“Progres pemenuhan kebutuhan Kepala Sekolah Nasional, baik negeri maupun swasta telah menurun sekitar 51,55%,” lanjut dia.
Adapun program BCKS salah satunya bertujuan mengisi kekosongan kepala sekolah di berbagai satuan pendidikan dengan menyiapkan calon-calon pemimpin yang siap dan kompeten.
Pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan pemimpin sekolah masa depan, yang tidak hanya berperan sebagai manajer administrasi, tetapi juga sebagai pemimpin strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan.