c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

21 April 2025

08:11 WIB

Mensos Dengar Suara Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Tak sedikit yang menolak usulan banyak pihak menjadikan Presiden RI kedua Soeharto sebagai pahlawan nasional.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Mensos Dengar Suara Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional</p>
<p>Mensos Dengar Suara Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional</p>

Menteri Sosial Saifullah Yusuf setelah menghadiri halalbihalal Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) di Jakarta, Minggu (20/4/2025). ANTARA/Rio Feisal.

JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf berjanji akan mendengarkan suara rakyat yang menolak usulan Presiden Ke-2 Soeharto ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

“Ya tentu kami semua dengar ya. Ini bagian dari proses. Semua kami dengar, kami ikuti,” ujar dia setelah menghadiri halalbihalal yang digelar Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar di Jakarta, Minggu (20/4) malam.

Mensos yang biasa disapa Gus Ipul itu memastikan, semua suara masyarakat akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Sosial (Kemensos).

Baca juga: Indonesia Kini Punya Hampir 200 Pahlawan Nasional

“Normatifnya juga kami lalui. Kalau kemudian ada kritik, ada saran, tentu kami dengarkan,” sambung dia dikutip dari Antara.

Gus Ipul menerangkan proses pengusulan Soeharto menjadi pahlawan nasional dimulai dari masyarakat. Seperti hasil dari sebuah seminar yang melibatkan sejarawan, tokoh-tokoh setempat, dan juga narasumber lain yang berkaitan dengan salah seorang tokoh yang diusulkan jadi pahlawan nasional.

Dia lantas menambahkan, bila usulan tersebut diterima oleh bupati/wali kota, maka akan disampaikan kepada gubernur. Kemudian dibahas lagi dalam sebuah seminar dan hasilnya menjadi usulan ke Kemensos.

Selanjutnya, Kemensos melalui Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial akan membuat tim untuk memroses semua usulan nama pahlawan nasional.

“Timnya juga terdiri dari berbagai pihak. Ada akademisi, sejarawan, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat,” jelas Gus Ipul.

“Nah, setelah itu, nanti kami matangkan. Saya akan mendiskusikan, dan finalisasi. Kami tanda tangani. Langsung kami kirim ke Dewan Gelar,” sambung dia.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasih dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa (18/3), mengungkapkan sudah ada 10 nama yang masuk dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025.

Sebanyak empat di antara 10 nama itu, sebagai usulan baru, sedangkan enam lainnya pengajuan kembali dari tahun-tahun sebelumnya.

“Untuk tahun 2025 sampai dengan saat ini, memang sudah ada proposal yang masuk ke kami, itu ada sepuluh. Empat pengusulan baru, dan enam adalah pengusulan kembali di tahun-tahun sebelumnya,” kata dia.

Beberapa tokoh yang kembali diusulkan, antara lain Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Soeharto (Jawa Tengah), Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).

Sebanyak empat nama baru yang diusulkan tahun ini, yaitu Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Midian Sirait (Sumatera Utara), dan Yusuf Hasim (Jawa Timur).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar