c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

29 Oktober 2025

11:07 WIB

Mendikdasmen Berbagi Cara Lawan Xenomania 

Disiplin berbahasa Indonesia bisa melawan xenomania serta akan membangun kedaulatan bahasa Indonesia dan menjaga warisan budaya. 

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Mendikdasmen Berbagi Cara Lawan <em id="isPasted">Xenomania</em>&nbsp;</p>
<p>Mendikdasmen Berbagi Cara Lawan <em id="isPasted">Xenomania</em>&nbsp;</p>

Ilustrasi Bahasa Indonesia dari KBBI. Shutterstock/Pratiwi Ambarwati.

JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti berbagi cara untuk melawan xenomania. Yakni, seluruh masyarakat disiplin berbahasa Indonesia. 

"Kami ingin mengajak semua pihak untuk lebih berdisiplin dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama di ruang-ruang publik," ujar Mu'ti kepada awak media seusai acara puncak peringatan Bulan Bahasa dan Sastra di Hotel Pullman, Jakarta Barat, Jakarta, Selasa (28/10) malam.

Mu’ti melanjutkan, dengan warga disiplin berbahasa Indonesia, akan membangun kedaulatan bahasa Indonesia dan menjaga warisan budaya.

Menurut Mu’ti, di tengah perubahan zaman dan perkembangan teknologi, Indonesia menghadapi masalah penggunaan bahasa berupa xenomania. Yakni, kesukaan berlebih terhadap segala sesuatu yang asing atau berasal dari luar, termasuk bahasa.

Masalah itu terlihat dari banyaknya masyarakat yang merasa lebih bangga menggunakan kosakata dari bahasa asing alih-alih bahasa Indonesia. Kondisi ini bisa semakin buruk dengan belum meratanya tingkat literasi anak-anak Indonesia.

Baca juga: Kemendikdasmen Perkuat Pembelajaran Bahasa Indonesia   

Mu'ti mengatakan, pendidikan menjadi kunci penting dalam menjaga kedaulatan bahasa Indonesia. Dia pun berkomitmen untuk memperkuat peran bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan sehingga setiap anak mampu berpikir, berbicara, dan berkarya dengan bahasa Indonesia.

"Mari kita dorong anak-anak kita untuk berbahasa santun dan ramah dalam kehidupan sosial sehari-hari, baik secara lisan maupun tulisan, dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar," tambah Mu'ti.

Selain itu, dia berkata masyarakat juga perlu memiliki kemampuan bahasa daerah dan bahasa asing. Bahasa daerah penting dilestarikan sebagai kekayaan budaya, sedangkan bahasa asing penting sebagai alat komunikasi internasional baik secara sosial maupun diplomasi.

Pada acara yang sama, Kemendikdasmen melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) juga memberikan penghargaan Adibahasa kepada pemerintah provinsi yang dinilai berhasil dalam pembangunan kebahasaan dan kesastraan. 

Penghargaan Adibahasa 2025 diberikan kepada pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan diterima langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar