12 November 2025
16:14 WIB
Mayoritas Anak Tak Suka Rasa MBG
Survei KPAI menunjukkan, 52% responden siswa penerima kecewa dan tak suka menu MBG,
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Para siswa sekolah rakyat menikmati makan siang dalam program makan bergizi gratis bersama di ruang kantin sekolah. Validnews/Hasta Adhistra Ramadhan.
JAKARTA – Mayoritas siswa penerima Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak menyukai rasa dan kualitas makanan gratis dari pemerintah.
Demikian hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), “Kajian Suara Anak: Mengedepankan Perspektif Anak dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG)”. Sebanyak 583 atau 52% dari 1.624 responden anak tidak menyukai rasa dan kualitas makanan MBG.
Survei KPAI itu didukung Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dan Wahana Visi Indonesia (WVI).
"Anak mengeluh kualitas makanan yang diterima, mulai dari mutu, bahan baku, serta cara mengolah yang perlu ditingkatkan," ujar salah satu peneliti dalam acara peluncuran Kajian Suara Anak di Gedung KPAI, Jakarta Pusat, Rabu (12/11).
Dia melanjutkan, beberapa responden mengaku mendapatkan makanan yang tidak terasa asin, terlalu asin, basi, sayuran tidak matang, hingga buah mengandung ulat. Hal ini turut menjadi alasan mereka tidak menghabiskan paket MBG yang diberikan.
Peneliti melanjutkan, sebanyak 33,5% responden anak juga tidak menyukai menu makanan MBG. Beberapa keluhan yang disampaikan adalah menu kurang cocok, kadang tidak segar, dan beberapa makanan mengandung alergen sehingga tidak bisa dikonsumsi anak yang memiliki alergi.
Baca juga: Laporan CELIOS Tunjukkan Salah Kaprah MBG Picu Kenaikan Harga Pangan
Selain itu, sebanyak 22,1% responden anak tidak menyukai jadwal makan MBG yang seringkali tidak tepat waktu. Contohnya, MBG diantarkan pukul 14.00 setelah anak makan siang pada pukul 12.00 atau MBG diantarkan pada pukul 09.00 ketika anak sudah sarapan di rumah pada pukul 08.00.
Merespons temuan ini, peneliti menyarankan pentingnya pelibatan bermakna anak dalam perencanaan menu, implementasi, dan evaluasi MBG. Salah satu bentuknya, tim dapur perlu lebih sering mendengarkan pendapat murid agar programnya sesuai dengan kebutuhan dan selera anak.
Sementara itu, Ketua KPAI, Margaret Aliyatul Maimunah mengatakan, selama ini kajian terkait MBG lebih sering menghadirkan perspektif orang dewasa. Kajian ini pun diharapkan bisa membagikan pengalaman dan masukan dari anak untuk pelaksanaan MBG.
"Anak-anak sudah menyuarakan suaranya dan ini harus kita dengar," pungkas Margaret.