c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

NASIONAL

04 April 2025

14:22 WIB

Masuki Kemarau, Bencana Hidrometeorologi Masih Ancam NTT

BMKG memprediksikan musim kemarau di NTT dimulai pada April, sedangkan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus.

Editor: Rikando Somba

<p>Masuki Kemarau, Bencana Hidrometeorologi Masih Ancam NTT</p>
<p>Masuki Kemarau, Bencana Hidrometeorologi Masih Ancam NTT</p>

Ilustrasi kemarau, saat sejumlah ternak kerbau mencari rumput di persawahan tadah hujan yang mengering. Antara Foto/Ahmad Subaidi

KUPANG- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) kini memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.  Meski demikian, masih ada potensi hujan sedang serta angin kencang di beberapa wilayah NTT yang dapat menyebabkan potensi bencana hidrometeorologi.

“Saat ini sebagian besar wilayah NTT berada pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba),” kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Frengki Arianto Faot dalam keterangan yang diterima di Kupang, Jumat (4/4).

Adapun potensi bencana hidrometeorologi tersebut seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, kerusakan pada bangunan atau fasilitas umum. Khusus hari Jumat ini, BMKG memperkirakan tidak ada wilayah NTT yang berpotensi hujan. Sementara pada Sabtu (5/4) perkiraan cuaca yang masih sama terjadi di wilayah NTT. Namun, untuk wilayah Sumba Timur dan sekitarnya diperkirakan berpotensi hujan sedang.

“Pada 4-5 April diperkirakan tidak ada wilayah yang berpotensi angin kencang,” kata Frengki menambahkan.

Hari ini,  BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II NTT telah melakukan siaran pers terkait musim kemarau 2025 di NTT. BMKG memprediksikan musim kemarau di NTT dimulai pada April, sedangkan puncak musim kemarau akan terjadi pada Agustus.

 


Antisipasi Banjir
Meski sama berada di timur Indonesia, cuaca di Maluku Utara jauh berbeda dengan di NTT/ Wakil Gubernur (Wagub) Maluku Utara (Malut), Sarbin Sehe menginstruksikan seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk bersinergi dalam melakukan penanganan banjir ROB yang melanda sejumlah kelurahan di Kota Ternate dalam sepekan ini.

Baca juga: BNPB Ingatkan Pemda Potensi Bencana Saat Libur Lebaran

                  Jakarta Tiru Paris dan Bangkok Tangani Polusi Udara

 

"Saya menegaskan bahwa di tengah suasana lebaran Idulfitri saat ini terjadi banjir ROB di sejumlah daerah Kabupaten dan Kota Ternate dan membutuhkan penanganan cepat dan sifatnya darurat, karena itu, perlu ada ikhtiar yang kuat dari Pemerintah," kata Wagub usai melakukan rapat pembahasan atas laporan BPBD dan catatan peninjauan lokasi banjir di Kota Ternate, Jumat

Dikutip dari Antara,   sejumlah laporan yang diperoleh melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malut, maupun temuan hasil peninjauan lokasi banjir ROB itu terjadi sejak 31 Maret 2025 malam di Kelurahan Kastela dan Gambesi yang berada di wilayah kota Ternate.

Wagub juga meminta kepada pimpinan OPD terkait agar gerak cepat mendapatkan informasi yang akurat baik lokasi dan titik-titik banjir yang harus ditangani. Khusus di Kota Ternate, dia menyerukan perlu ada antisipasi melalui tangkap darurat cepat dimana masyarakatnya diselamatkan terlebih dahulu.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar