c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

02 April 2025

14:21 WIB

KPI Harap Harsiarnas Bangkitkan Dunia Penyiaran

KPI harap Harsiarnas bangkitkan dunia penyiaran yang mengalami kontraksi akibat disrupsi internet. 

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>KPI Harap Harsiarnas Bangkitkan Dunia Penyiaran</p>
<p>KPI Harap Harsiarnas Bangkitkan Dunia Penyiaran</p>

Ilustrasi KKN magang mahasiswa FIB Universitas Brawijaya Malang di RRI Malang tahun 2020. fib.ub.ac.id.

JAKARTA - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Ubaidillah menyatakan, dunia penyiaran tengah mengalami kontraksi. Disrupsi teknologi, lanjut dia, mengakibatkan ekonomi dan konten program terkilir.

Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) 1 April 2025, sambung dia, menjadi momentum penting untuk memenangkan Indonesia Emas 2045 melalui penyiaran. Serta, menghadirkan program yang informatif, edukatif, dan inspiratif, bagi publik.

“Iklan perlahan pindah ke platform digital dan di sisi lain, adu cepat konten program menggejala di tengah payung regulasi yang kurang adaptif,” sebut Ubadillah seperti dikutip dari Antara, di Jakarta, Rabu (2/4).

Dia berharap, peringatan Harsiarnas 1 April 2025, menjadi momentum menghadirkan ekosistem bisnis dan konten yang berkeadilan serta produktif.

Baca: KPI Minta Revisi UU Penyiaran Atur Media Sosial

Dikutip dari laman KPI, Harsiarnas ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2019 oleh Presiden Joko Widodo untuk mengenang sejarah dan perkembangan dunia penyiaran di Indonesia.

Karena, 1 April 1933 berdiri Lembaga Penyiaran Radio milik pribumi pertama (bangsa Indonesia) di Solo yaitu Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang diprakasai oleh KGPAA Mangkunegoro VII.

Awalnya sejarah penyiaran di Indonesia mulai berlangsung pada tahun 1927. Sejak Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Sri Mangkoenegoro VII yang menerima hadiah dari seorang Belanda berupa pesawat radio penerima.

Kemudian pada 1 April 1933 berdiri sebuah lembaga penyiaran radio pertama milik Indonesia di Kota Solo bernama Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang didirikan Sri Mangkoenegoro VII. 

Proses penetapan Harsiarnas membutuhkan waktu cukup lama hingga ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2019. Deklarasi pertama Harsiarnas dilakukan pada 1 April 2010 di Surakarta, Jawa Tengah yang diprakarsai Hari Wiryawan, Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng. Prakarasa itu didukung berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, wakil rakyat, budayawan, akademisi, dan insan penyiaran.

Beberapa tokoh penting yang terlibat dalam deklarasi tersebut adalah maestro Keroncong Gesang dan penyanyi Waljinah.

Deklarasi tersebut merupakan sebuah usulan kepada pemerintah agar menetapkan dua hal penting. Pertama agar tanggal 1 April yang merupakan hari lahirnya SRV ditetapkan sebagai Harsiarnas. Kedua, agar KGPAA Mangkunagoro VII ditetapkan sebagai Bapak Penyiaran Indonesia.

Setelah deklarasi tahun 2009, kemudian dilakukan deklarasi kedua tahun 2010 dengan usulan dan materi yang sama. Deklarasi Harsiarnas dilakukan pada tanggal 1 April 2010 di Bale Tawangarum, Balai Kota Surakarta yang waktu itu juga dihadiri oleh Wali Kota Solo Joko Widodo.

Melalui deklarasi tersebut para pelaku penyiaran dan masyarakat Indonesia dapat lebih menghargai dan menghormati sejarah penyiaran nasional Indonesia yang bermula dari kota Solo.

Harsiarnas menjadi sebuah momen penting untuk mengenang peran penting penyiaran dalam kehidupan sosial, budaya, dan politik di Indonesia. Melalui penyiaran, masyarakat dapat mendapatkan informasi, hiburan, dan edukasi yang penting dan berkualitas untuk membangun negara yang lebih baik.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar