01 Februari 2025
13:10 WIB
Kemenkes Fokus Cari Penderita TBC di Daerah Padat Penduduk
Penderita TBC ada kaitannya dengan daerah padat penduduk.
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Tenaga kesehatan menunjukkan hasil rontgen thorax salah satu pasien di RSUD Kota Tangerang, Banten, Selasa (21/3/2023). Antara Foto/Fauzan.
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyasar daerah padat penduduk dalam upaya menemukan lebih banyak kasus tuberkulosis (TBC). Daerah padat penduduk menjadi sasaran utama karena kondisinya yang meningkatkan penyebaran penyakit TBC.
"Kepadatan penduduk berkaitan erat dengan tingginya angka kasus TBC karena kondisi lingkungan tempat tinggal yang berpotensi mendukung penyebaran penyakit, terutama terkait sirkulasi udara yang buruk," papar Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Yudhi Pramono, melalui keterangan tertulis, Sabtu (1/2).
Baca: Indonesia Target Temukan Sejuta Kasus TBC Pada 2025
Dia melanjutkan, sebuah studi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta menganalisis kejadian TBC di DKI Jakarta pada tahun 2017 hingga 2019. Studi itu menemukan, kepadatan penduduk berkorelasi secara signifikan dengan peningkatan kasus TBC.
Kondisi itu terjadi karena kepadatan penduduk mempercepat penyebaran penyakit yang menular lewat udara, salah satunya TBC. Semakin padat suatu wilayah, semakin mudah kuman terhirup oleh banyak orang. Tak hanya itu, kurangnya sirkulasi udara di daerah padat penduduk juga meningkatkan risiko infeksi.
Yudhi berkata, untuk menemukan kasus TBC secara dini tenaga kesehatan atau kader melakukan investigasi kontak. Artinya, setiap menemukan kasus TBC, petugas melakukan pelacakan dan pemeriksaan terhadap minimal delapan orang yang berinteraksi langsung dengan pasien.
“Jika ada yang bergejala TBC, maka akan dilakukan pemeriksaan diagnosis. Sementara itu, yang tidak bergejala akan menjalani asesmen untuk pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT)," terang Yudhi.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menargetkan pemerintah bisa mendeteksi satu juta kasus TBC pada tahun 2025. Hal ini mengingat World Health Organization (WHO) mengestimasikan Indonesia memiliki sekitar 1,09 juta kasus TBC.
"Tahun 2024 ini saya beri target (deteksi) 900.000 (kasus TBC) kayaknya tercapai. Sehingga diharapkan tahun 2025 bisa satu juta, kalau satu juta kan sudah hampir 100%," ujar Budi kepada awak media saat ditemui di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (22/1).