c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

12 September 2025

11:29 WIB

Kemendikti Harap Hilirisasi Riset Makin Banyak 

Hilirisasi riset agar bermanfaat bagi masyarakat dan kolaborasi jadi kunci untuk mewujudkannya.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Kemendikti Harap Hilirisasi Riset Makin Banyak&nbsp;</p>
<p>Kemendikti Harap Hilirisasi Riset Makin Banyak&nbsp;</p>

Ilustrasi riset. ANTARA FOTO/Moch Asim.

JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menegaskan berbagai produk riset tak boleh hanya berhenti di prototipe, tetapi harus dihilirisasi kepada masyarakat.

Menurutnya, hal ini senada dengan arahan Presiden Prabowo Subianto melalui visi Astacita yang menekankan pembangunan manusia unggul dan penguasaan ilmu pengetahuan sebagai pilar kemandirian bangsa, di mana pendidikan tinggi menjadi instrumen utama dalam mencetak SDM produktif, inovatif, dan berdaya saing global.

Fauzan juga menyebutkan upaya ini diejawantahkan oleh pemerintah melalui arah kebijakan Kemdikti, "Diktisaintek Berdampak", yang bertujuan menghadirkan pendidikan tinggi yang inklusif, adaptif terhadap disrupsi, serta mampu memberi solusi nyata bagi masyarakat.

Mendikti mengharapkan adanya penguatan kolaborasi antarlembaga untuk mewujudkan perguruan tinggi sebagai lokomotif bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

"Mari wujudkan tata kelola yang mendorong depolitisasi dan mengutamakan kebermanfaatan. Perguruan tinggi, industri, media, dan masyarakat bahu-membahu memperluas akses, menumbuhkan mutu, memperkuat relevansi, dan memberi dampak," urai Wamendikti dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat (12/9)

Baca juga: Kemendikti Terima Tambahan Dana Riset Rp1,8 T  

Dia berharap perguruan tinggi terus merumuskan empat strategi untuk memperkuat peran kampus dalam membawa perubahan baik bagi bangsa.

Keempat strategi tersebut antara lain penguatan tata kelola, kepemimpinan, dan sumber daya manusia (SDM) unggul; transformasi akademik dan digitalisasi kurikulum; pembangunan ekosistem inovasi, riset, dan keberlanjutan; serta Kolaborasi pentahelix antara akademisi, pemerintah, industri, masyarakat, dan media.

"Perguruan tinggi tidak boleh berhenti sebagai ruang reproduksi pengetahuan. Sebagai Kampus Berdampak, universitas harus hadir sebagai problem solver, penjawab keresahan masyarakat, dan penggerak transformasi bangsa," lanjut Fauzan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar