c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

NASIONAL

10 November 2025

13:38 WIB

Hujan Lebat Berpotensi Terjadi di Selatan Jateng 

Hujan lebat berpotensi di selatan di Jawa Tengah sepanjang November 2025.

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Hujan Lebat Berpotensi Terjadi di Selatan Jateng&nbsp;</p>
<p>Hujan Lebat Berpotensi Terjadi di Selatan Jateng&nbsp;</p>

Wisatawan mancanegara berswafoto saat mengunjungi objek wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, Kamis (14/3/2024). Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo.

CILACAP - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap memperingatkan, potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga sangat lebat yang melanda wilayah Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan sepanjang November 2025.    

Ketua Tim Kerja Pelayanan Data dan Diseminasi Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Senin (10/11) mengatakan, tren peningkatan curah hujan sudah terlihat sejak Mei 2025 dan terus meningkat hingga Oktober 2025. 

“Secara umum sifat curah hujan berada di atas normal, kecuali Juli 2025 yang di bawah normal. Bahkan pada Agustus, yang seharusnya puncak musim kemarau, justru meningkat hingga hampir 600 % dari normalnya yang sebesar 57 milimeter (mm) karena tercatat mencapai 309 milimeter,” jelas dia dikutip dari Antara

Baca juga:  Hujan Sejak Rabu, Banjir Landa Banyumas, Jawa Tengah   



Dia mengatakan berdasarkan prakiraan, curah hujan di Cilacap dan Banyumas pada November 2025 berkisar 300 milimeter hingga lebih dari 500 milimeter per bulan, termasuk kategori tinggi hingga sangat tinggi.  

Wilayah Cilacap bagian selatan dan timur, seperti Karangpucung, Gandrungmangu bagian utara, Bantarsari bagian utara, Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan, Jeruklegi, Kesugihan, Sampang, Maos, Adipala, Kroya, Binangun, dan Nusawungu, berpotensi mengalami hujan angat tinggi.  

Sementara di Kabupaten Banyumas, hampir seluruh wilayah diperkirakan mengalami hujan tinggi hingga sangat tinggi dengan sifat curah hujan normal hingga di atas normal.

Lebih lanjut, Teguh mengatakan hujan lebat sudah terpantau terjadi di Cilacap dan Banyumas pada 9-10 November 2025.  

“Curah hujan di wilayah barat Cilacap seperti Majenang mencapai 80 milimeter (mm), Cimanggu 77 mm, dan Dayeuhluhur 73 mm, yang mengakibatkan tanah longsor di Karangpucung,” lanjut dia.

Sementara pada 10 November, kata dia, intensitas hujan meningkat dengan curah 102 milimeter di Cipari, 98 mm di Karangpucung, dan 78 mm di Cimanggu.

Ia mengatakan kondisi tersebut tergolong hujan lebat hingga sangat lebat. 

“Pantauan di Banyumas juga menunjukkan kondisi serupa. Pada 9 November, curah hujan mencapai 80 mm di Banteran dan Sumpiuh, 79 mm di Klapagading, dan 77 mm di Rawalo,” katanya.  

Selanjutnya pada 10 November, kata dia, hujan lebat kembali terjadi dengan intensitas 100 mm di Gumelar dan 87 mm di Kebun Darmakradenan.

Menurut dia, penyebab curah hujan tinggi kali ini dipengaruhi tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Sumatera, siklon tropis Fung Wong di Laut Filipina, serta fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) fase 5 yang meningkatkan pembentukan awan hujan di wilayah Jawa bagian selatan.  

“Ke depan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat masih akan terus terjadi terutama pada siang hingga malam hari,” katanya.

Ia mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah di wilayah Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang selama bulan November 2025.

“Koordinasi lintas sektor sangat diperlukan untuk kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem agar risiko bencana dapat diminimalkan,” kata Teguh menegaskan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar