Hanya 29,4% Peserta UTBK 2025 Dinyatakan Lolos 

JAKARTA - Sebanyak 253.421 peserta lolos Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2025. Jumlah peserta lolos mencakup 29,4% dari total peserta UTBK tahun ini.

Para peserta dapat mengetahui hasil seleksi masing-masing pada pengumuman SNBT, Rabu (28/5), lewat laman https://pengumuman-snbt.snpmb.id/.

"Total peserta UTBK SNBT itu 860.976, tapi hanya 829.790 mengikuti UTBK dan dinyatakan lulus 253.421," ujar Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Eduart Wolok, dalam konferensi pers pengumuman SNBT di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Jakarta, Selasa (27/5).

Baca juga: Simak Jumlah Daya Tampung UTBK SNBT 2025 

Dia memaparkan, dari persentase peserta yang diterima, sekitar 70% peserta atau sekitar 600.000 peserta yang tidak lulus dalam SNBT tahun ini.

Adapun peserta yang lulus SNBT 2025 mayoritas merupakan lulusan SMA/sederajat tahun 2025, yaitu sebanyak 210.052 peserta. Diikuti oleh lulusan 2024 sebanyak 35.930 peserta dan lulusan 2023 sebanyak 6.898 peserta.

Eduart mengingatkan para peserta yang tidak lulus untuk tidak putus asa dan semangat. Sebab, daya tampung di perguruan tinggi negeri (PTN) memang terbatas. Meski begitu, masih ada jalur seleksi lain yang bisa ditempuh.

"Kita masih punya jalur mandiri dan kita juga masih punya prodi-prodi (program studi) di PTS (perguruan tinggi swasta) yang kualitasnya terus membaik dari waktu ke waktu," pesan Eduart.

Selain itu, dia menyebutkan panitia menemukan beberapa tindak kecurangan selama pelaksanaan SNBT 2025. Di antaranya, peserta menyusupkan kamera ke ruangan untuk memotret soal, mengakses komputer di pusat UTBK untuk mendapatkan soal, hingga adanya praktik joki.

Eduart berkata, berbagai kecurangan tersebut telah ditindaklanjuti dengan memberikan sanksi kepada peserta yang curang. Tak hanya itu, kasus kecurangan juga dilaporkan ke kepolisian dan beberapa pelaku sudah ditahan.

"Kita tidak akan berhenti sampai di sini, kita akan terus melakukan deteksi kecurangan ini sampai di proses daftar ulang di masing-masing PTN," tutup Eduart.