09 Juni 2025
13:41 WIB
DPRD Jateng Usul Turnamen Bela Diri Untuk Cegah Tawuran Pelajar
Turnamen bela diri bisa digelar pemerintah daerah di Provinsi Jateng cegah tawuran pelajar.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Ilustrasi turnamen bela diri. ANTARAFOTO/Nova Wahyudi.
SEMARANG - Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sumanto, mengusulkan pemerintah daerah di provinsi itu menggelar kejuaraan bela diri sebagai bagian upaya mencegah tawuran pelajar.
"Pelaku tawuran juga kerap menggunakan senjata tajam, sehingga tak jarang menimbulkan korban luka atau meninggal dunia. Pemerintah perlu menggelar berbagai kegiatan positif guna menyalurkan energi anak muda yang meluap-luap," usul Sumanto di Semarang, Senin (9/6) dikutip dari Antara.
Ia mencontohkan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Jateng bisa menggelar kompetisi beladiri untuk memberi wadah kepada mereka yang suka tawuran.
Menurut dia, kegiatan tersebut akan memberi ruang bagi para pelaku tawuran yang sebagian besar remaja dan pelajar untuk menyalurkan energi ke kompetisi resmi. Dengan begitu, anak muda bisa memperoleh wadah yang positif, bahkan dapat meraih prestasi.
"Tidak semua orang suka berkelahi, tapi kalau diwadahi ke lomba beladiri, mereka yang suka tawuran ini kan mentalnya sudah ada," kata Sumanto.
Baca juga: Pemecatan Siswa Pelaku Tawuran Renggut Hak Pendidikan
Sumanto mengatakan untuk mengatasi maraknya tawuran, terutama di kalangan remaja atau pelajar, membutuhkan pendekatan yang menyeluruh.
Tak hanya lewat kompetisi beladiri, pihak sekolah juga bisa memberikan aktivitas ekstrakurikuler, seperti olahraga dan musik untuk menyalurkan energi dan emosi remaja ke aktivitas yang produktif dan membangun rasa percaya diri.
Ia meminta sekolah aktif menggelar kegiatan kepemudaan dan pendidikan karakter. Tujuannya untuk membangun tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, bisa membentuk cara berpikir dan respons yang sehat terhadap konflik.
"Yang tak kalah penting, keluarga dan pihak sekolah harus melakukan langkah pencegahan. Perlu ada pendekatan bagi mereka yang berpotensi tawuran. Yang jelas jangan sampai melanggar hukum. Saya rasa program di dinas terkait juga banyak," ujarnya.
Menurut dia, banyak kegiatan negatif seperti tawuran terjadi karena anak muda tak punya wadah untuk menyalurkan energi.
"Yang banyak terjadi, tawuran ini awalnya dari saling tantang di media sosial, kemudian bertemu dan berkelahi. Perlu wadah positif agar anak muda dialihkan dari kegiatan seperti ini," ujar dia.