25 Juli 2025
16:33 WIB
BPOM Usut Keracunan MBG di NTT
Keracunan MBG terjadi pada sekitar 140 siswa SMPN 8 Kupang usai menyantap makanan dari program prioritas nasional ini.
Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi
Editor: Leo Wisnu Susapto
Sejumlah anak dirawat intensi di salah satu RS di Kota Kupang, karena diduga keracunan MBG di Kupang, Selasa (22/7). ANTARA/Ho-Ombudsman NTT.
JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyelidiki penyebab kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). BPOM juga berkoordinasi dengan Balai Besar POM (BBPOM) Kupang untuk turun langsung menangani kasus itu.
"Laboratorium kami lagi bekerja untuk memastikan apa penyebabnya dan nanti kalau ada hasilnya kami akan sampaikan," ujar Kepala BPOM, Taruna Ikrar, seusai acara Gelar Pelayanan Publik Terpadu Pangan Olahan di Jakarta, Jumat (25/7).
Dia menjelaskan, pada kasus tersebut ada satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani sepuluh satuan pendidikan. Sepuluh satuan pendidikan itu pun kini sedang diselidiki. Di samping itu, BPOM menyiapkan mitigasi dan tata cara penyelesaian kasus lebih lanjut.
Baca juga: Keracunan MBG Terus Berulang, Pemerintah Dinilai Lakukan Pembiaran
Taruna juga berkata, MBG merupakan program yang harus dikawal secara total. Jika ada insiden keracunan akibat MBG, hal itu harus diselidiki dan dicegah agar hal serupa tidak terjadi untuk kedua kali.
"Faktornya saya kira ada beberapa yang bisa kita lihat. Tapi, kita akan umumkan kemudian, bukan saatnya sekarang. Setelah hasil lab kami temukan," pungkas Taruna.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Kupang mengatakan sekitar 140 siswa SMPN 8 Kupang mengalami gangguan kesehatan diduga akibat keracunan paket makanan MBG. Gangguan kesehatan itu berupa diare dan muntah-muntah.
Wali Kota Kupang, Christian Widodo, memastikan para siswa tersebut mendapatkan penanganan medis yang optimal. Setelah para siswa pulih, Pemkot Kupang akan melakukan evaluasi menyeluruh dan menindak pihak yang terbukti lalai.
"Yang paling penting sekarang, anak-anak kita harus pulih dulu. Setelah itu tentu akan ada evaluasi," ujar Christian seperti diberitakan Antara, Rabu (23/7).