08 Agustus 2025
14:16 WIB
BNPB Sebut Karhutla Kalteng Sulit Dipadamkan
BNPB sebut karhutla di lahan gambut di Kalteng lebih sulit dipadamkan dibanding karhutla di NTT.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Dokumentasi. Petugas melakukan pemadaman kebakaran lahan di Palangka Raya. (ANTARA/Rendhik Andika).
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah (Kalteng) jauh lebih sulit dikendalikan ketimbang bencana serupa di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, luasan lahan gambut Kalteng rentan terbakar ketika musim kering, sementara di NTT bukan lahan gambut.
"NTT, meski area terbakar lebih luas, karena bukan gambut, begitu hujan atau intervensi penyiraman air, langsung padam," papar Suharyanto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (8/8).
Menurut dia, karena memiliki lahan gambut dominan, pengendalian kebakaran di Kalteng lebih kompleks. Sama seperti di provinsi prioritas lainnya, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, Jambi, dan Riau.
Baca juga: Skala Karhutla 2025 Meningkat Dibanding 2023
Pemerintah harus melakukan intervensi bila terjadi kebakaran gambut di enam provinsi itu dengan mengerahkan tim satuan tugas darat yang berperalatan lengkap. Bahkan, hingga dilakukan penyiraman udara menggunakan pesawat khusus ataupun memodifikasi cuaca untuk meningkatkan peluang hujan.
"Bila kebakaran melanda lahan gambut, tantangannya menjadi besar, api tidak langsung padam walau disiram air," kata dia.
BNPB mengingatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan adalah hal yang harus diutamakan demi meminimalisasi kerugian ekologis-kesehatan masyarakat di setiap daerah. Karena, puncak musim kemarau yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga awal September.
Berdasarkan peta indikasi kebakaran hutan dan lahan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) sepanjang Januari-Juni 2025, sekitar 8.594 hektare lahan terbakar dengan persentase seluas 80,15 persen lebih masih menyasar kawasan lahan gambut.
Dari enam provinsi prioritas, Provinsi Kalimantan Barat menjadi wilayah dengan kejadian terbanyak dengan lahan terbakar seluas 1.149 hektare yang diikuti Provinsi Riau sekitar 751 hektare, Kalimantan Tengah 146 hektare, Jambi-Sumatra Selatan seluas 43 hektare, sementara untuk Kalimantan Selatan (Kalsel) belum ada laporan luasan lahan terbakar.
Sementara di Nusa Tenggara Timur, data Kemenhut melaporkan pada medio Januari-Juni 2025, seluas 1.424,23 hektare lahan yang terbakar.