c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

08 Mei 2024

12:34 WIB

Banyak RS Kesulitan Melayani Pasien Talasemia

RS melayani talasemia masih minim dengan jumlah konsultan hematologi-onkologi anak hanya sekitar 68 dokter yang tersebar di 17 provinsi.

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>Banyak RS Kesulitan Melayani Pasien Talasemia</p>
<p>Banyak RS Kesulitan Melayani Pasien Talasemia</p>

Ilustrasi sel darah merah. Ist.

JAKARTA - Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi-Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ludi Dhyani Rahmartani mengatakan, saat ini sebagian besar rumah sakit pelayanan talasemia kesulitan melayani pasien talasemia secara normal. Pasalnya, mereka tidak memiliki dokter konsultan hematologi-onkologi anak.

"Pasien yang tadinya berobat atau transfusi di rumah sakit tersebut karena tidak ada konsultannya jadi harus pergi ke rumah sakit yang ada konsultannya setiap mungkin tiga bulan atau enam bulan," ujar Ludi dalam webinar yang diadakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rabu (8/5).

Ia memaparkan, jumlah rumah sakit pelayanan talasemia masih sedikit yaitu mencapai 120 rumah sakit. Lalu, data IDAI menunjukkan jumlah konsultan hematologi-onkologi anak hanya sekitar 68 dokter yang tersebar di 17 provinsi.

Baca: 2.500 Bayi Lahir dI Indonesia Dengan Talasemia Tiap Tahun

Sementara itu, data gabungan terbaru dari IDAI dan Yayasan Talasemia Indonesia (YTI) pada 2021 menunjukkan, jumlah pasien talasemia mencapai 10.973 orang. Mereka tersebar di 23 provinsi di Indonesia.

"Lebih dari 10.000 pasien itu terdata sebagai talasemia mayor. Talasemia mayor itu yang membutuhkan transfusi rutin setiap dua sampai empat minggu," tambah Ludi.

Ia juga menyampaikan, pengobatan talasemia yang bersifat suportif harus dilakukan seumur hidup dan berbiaya mahal. Pengobatan ini di antaranya transfusi darah, pengobatan kelasi besi, dan monitoring serta pencegahan komplikasi.

Saat ini, sebut dia, sebagian pengobatan talasemia telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Berdasarkan data BPJS Kesehatan, sepanjang 2014-2016 talasemia menempati peringkat kelima penyakit dengan biaya kesehatan tertinggi di Indonesia. Secara akumulatif angkanya mencapai Rp1,2 triliun.

Baca: Pakar Ungkap Gejala Talasemia

Selain itu, Ludi berkata talasemia belum bisa disembuhkan. Namun, dapat dicegah dengan skrining darah dan mencegah lahirnya bayi dengan talasemia.

"Jika mau menikah lakukan skrining talasemia dulu jauh-jauh. Kalau memang keduanya talasemia minor atau pembawa sifat, lakukan konseling genetik. Jangan sampai kaget nanti anaknya lahir talasemia mayor," pesan Ludi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar