c

Selamat

Senin, 17 November 2025

NASIONAL

07 Mei 2024

14:58 WIB

2.500 Bayi Lahir dI Indonesia Dengan Talasemia Tiap Tahun

Bayi lahir di Indonesia dengan talasemia beta mayor karena diturunkan dari orang tua.

Penulis: Ananda Putri Upi Mawardi

Editor: Leo Wisnu Susapto

<p>2.500 Bayi Lahir dI Indonesia Dengan Talasemia Tiap Tahun</p>
<p>2.500 Bayi Lahir dI Indonesia Dengan Talasemia Tiap Tahun</p>

Ilustrasi seorang bayi dibedong. Ist.

JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan, sebanyak 2.500 bayi lahir dengan talasemia beta mayor tiap tahunnya. Ini merupakan penyakit kelainan darah yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya.

"Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia. Sehingga, sel darah merah itu mudah pecah dan umur sel darah merah sangat pendek," ujar Eva dalam konferensi pers daring peringatan Hari Talasemia Sedunia, Selasa (7/5). Hari Talasemia Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Mei.

Berdasarkan data global, lanjutnya, sebanyak 7-8% populasi dunia merupakan pembawa sifat talasemia. Sekitar 80% dari kondisi ini terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Indonesia juga disebutnya terletak di sepanjang sabuk talasemia. Artinya, Indonesia memiliki jumlah pembawa sifat talasemia yang tinggi.

Sebanyak 3-10% penduduk Indonesia merupakan pembawa sifat talasemia beta. Sedangkan, sebanyak 2,6-11% penduduk Indonesia merupakan pembawa sifat talasemia alfa.

"Selain beban ekonomi dan fisik, penyakit ini juga berpengaruh terhadap psikososial penyandangnya. Tidak jarang, perubahan fisik pada penyandang menjadi ejekan di lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari," tambah Eva.

Ia menyebut, hingga saat ini talasemia belum bisa disembuhkan. Namun, bisa dicegah dengan mengidentifikasi pembawa sifat melalui deteksi dini.

Deteksi dini ini penting dilakukan terutama bagi masyarakat yang memiliki anggota keluarga penyandang talasemia. Deteksi dini cukup dilakukan sekali seumur hidup.

"Kita bisa mengidentifikasi dan mengedukasi para pembawa sifat agar tidak menikah dengan sesama pembawa sifat, sehingga kita dapat mencegah kelahiran bayi talasemia mayor," tutup Eva.

Indonesia termasuk salah satu negara dalam sabuk talasemia dunia, artinya negara dengan frekuensi gen (angka pembawa sifat) thalassemia yang tinggi. World Heatlh Organization (WHO) menyatakan bahwa insiden pembawa sifat Talasemia di Indonesia berkisar 6-10%, artinya bahwa dari setiap 100 orang penduduk terdapat 6-10 orang yang merupakan pembawa sifat Talasemia.

Data World Bank menunjukan tujuh persen dari populasi dunia merupakan pembawa sifat talassemia. Setiap tahun sekitar 300.000-500.000 bayi baru lahir disertai dengan kelainan hemoglobin berat, dan 50.000 hingga 100.000 anak meninggal akibat talassemia β, 80% dari jumlah tersebut berasal dari negara berkembang.

Angka kejadian pembawa sifat Talasemia banyak terdapat di daerah-daerah seperti Mediterania, Timur Tengah, Asia Tenggara termasuk Indonesia, dan China Selatan. Migrasi penduduk dari daerah-daerah pembawa sifat tersebut ke daerah lainnya akan menyebabkan peningkatan jumlah penyandang Talasemia dengan pesat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar