19 Maret 2025
18:41 WIB
Awas, Cuaca Ekstrem Akan Sambangi Jateng Tiga Hari Ini
Cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jateng pada tanggal 19-21 Maret 2025 dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
Editor: Rikando Somba
Pengendara melintas saat cuaca mendung gelap di area persawahan Ngemplak, Sleman, DI Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah
CILACAP-Anda yang berdomisili di Jawa Tengah (Jateng), atau hendak bepergian ke sana, ada baiknya memperhatikan uraian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang mengimbau masyarakat Jawa Tengah (Jateng) agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Jateng pada tanggal 19-21 Maret 2025. Cuaca ekstrem ini dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
“Berdasarkan informasi dinamika atmosfer yang dirilis BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Ahmad Yani Semarang siang ini, ada beberapa faktor yang berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, di Cilacap, Rabu (19/3).
Wilayah Jateng yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada Rabu (19/3) meliputi Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kudus, Temanggung, Kabupaten/Kota Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Pemalang, Kabupaten/Kota Tegal, dan Brebes.
Teguh mengatakan faktor pemicu tersebut meliputi adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia selatan Pulau Jawa menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Jateng. Di saat sama, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini terpantau aktif pada fase 3 yang berkontribusi terhadap peningkatan intensitas curah hujan di wilayah Jateng.
Diuraikan, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas. Kemudian, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jawa Tengah.
“Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jateng pada tanggal 19-21 Maret 2025,” katanya.

Dan, dikutip dari Antara, ada wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada Jumat (21/3) meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Wonosobo, Kabupaten/Kota Magelang, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Kota Surakarta, Karanganyar, Sragen, Kudus, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten/Kota Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Brebes.
“Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir terutama untuk masyarakat yang berada serta tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” kata Teguh.
Baca juga: Pemprov Jateng Gelar Karpet Merah Investasi Pabrik Semen Rp6 Triliun Di Wonogiri
BPBD Tebar 12 Ton Garam Untuk OMC Jakarta
Distribusi Perahu
Di kesempatan berbeda, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Jawa Barat, mendistribusikan bantuan perahu beserta kelengkapan peralatan evakuasi kepada 16 kecamatan rawan banjir di daerah itu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengatakan penyerahan bantuan itu untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana banjir.
"Di mana saat ini, cuaca masih terus hujan. Apalagi berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG bahwa cuaca ekstrem diperkirakan sampai bulan Mei 2025 akan masih ada turun hujan. Untuk itu Pak Bupati Bandung menyerahkan bantuan perahu kepada 16 kecamatan," kata Uka di Kabupaten Bandung, Rabu.
BPBD mencatat, ribuan rumah warga terdampak banjir di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu. Di antaranya, warga yang terdampak genangan banjir turut dievakuasi ke tempat aman dari genangan banjir.
Pihaknya juga melakukan pelatihan kepada warga untuk membantu mengoperasikan perahu saat mengevakuasi korban banjir. "Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Intinya, operator perahu harus aman di saat membantu evakuasi korban banjir. Selain warga terdampak banjir juga harus selamat dan sehat dari ancaman banjir tersebut," kata Uka.