11 Maret 2025
09:21 WIB
Ada 2 Skema Kurikulum Sekolah Rakyat
Sekolah Rakyat bisa menerapkan kurikulum standar yaitu Kurikulum Merdeka Belajar.
Editor: Leo Wisnu Susapto
Sejumlah anak berangkat ke sekolah di Desa Tawabi, Kecamatan Bacan Barat, Kabupaten Halmahera Selata n, Maluku Utara, Selasa(28/5/2024). ANTARA FOTO/Andri Saputra.
JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyebutkan dua skema kurikulum yang dapat diadopsi di sekolah rakyat (SR).
Ditemui di kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/3), Mu’ti menyebutkan dua kurikulum itu bisa berasal dari Kemendikdasmen atau Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti).
"Pertama ikuti kurikulum sekolah unggul, itu berarti ikut Mendikti. Akan tetapi, juga bisa ikuti kurikulum sekolah yang berlaku sekarang ini yang digagas Kemendikdasmen," kata Mu’ti dikutip dari Antara.
Baca: Pemerintah Target, Tiap Provinsi Punya Sekolah Rakyat
Menurut dia, perbedaan keduanya terletak pada standar yang diterapkan. Misalnya, kurikulum sekolah unggul Kemendikti itu, artinya standarnya adalah standar internasional.
Dia menyebutkan beberapa standar internasional tersebut, di antaranya pelajar yang disiapkan untuk berasrama dan pendidikan yang disiapkan sudah punya standar tinggi. Bahkan, mencakup potensi mendatangkan guru asing dari luar negeri untuk berkolaborasi dengan guru lokal.
Sementara itu, untuk kurikulum yang disiapkan oleh Kemendikdasmen, kurikulum standar nasional yang dikenal dengan nama Kurikulum Merdeka Belajar.
Secara ringkas kurikulum ini dirancang dapat mewadahi seluruh kebutuhan peserta didik, termasuk anak berkebutuhan khusus.
Selain itu, Mendikdasmen juga menambahkan beberapa pendekatan belajar pada kurikulum ini yang salah satu elemennya menekankan pemahaman mendalam terhadap materi pelajaran dengan cara menyenangkan.
Baca: Program Sekolah Rakyat Dimulai Juli Tahun Ini
Pemerintah menargetkan pada 2025 akan mengoperasikan sebanyak 100 sekolah rakyat di seluruh Indonesia.
Sekolah rakyat merupakan salah satu program gagasan Presiden Prabowo Subianto dengan penanggung jawab adalah Kementerian Sosial (Kemensos), yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin, terutama miskin ekstrem.
Tujuan utama dari sekolah rakyat adalah menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Hal ini agar, mereka dapat meningkatkan kualitas hidup dan berperan sebagai agen perubahan di tengah masyarakat guna memutus mata rantai kemiskinan.
Program ini rencananya bakal berjenjang dari tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA) dengan bentuk serta kurikulum sekolah rakyat yang rencananya berupa sekolah berasrama (boarding school).