12 Januari 2023
12:36 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Imlek 2023 dalam perhitungan kalender China akan menjadi tahun Kelinci Air. Menyambut Imlek yang akan dirayakan pada 22 Januari, sejumlah pernak-pernik dekorasi khas Imlek berwarna merah dan kuning perlahan mulai menghiasi tiap sudut publik di berbagai kota.
Warna merah sendiri merupakan lambang semangat baru, antusisme, kebahagiaan, dan keberuntungan. Sedangkan, warna kuning dan emas diyakini sebagai lambang kemakmuran dan kekayan.
Tak hanya dari segi warna, ragam pernak-pernik khas Imlek juga menghiasi dengan filosofi pengusir segala nasib buruk dan kesulitan.
Berbagai pernak-pernik khas Imlek yang biasa dipajang mungkin sudah sering kita lihat. Namun, secara spesifik ternyata masing-masing hiasan itu memiliki makna dan filosofi yang penting untuk perayaan Imlek itu sendiri.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini pernak-pernik Imlek dan penjelasan maknanya.
Selama tahun baru Imlek Anda akan menjumpai hiasan lampion memenuhi gedung perkantoran, jalan, hingga pusat perbelanjaan. Lampion juga selalu ada saat festival musim semi (Imlek), pertengahan musim gugur, dan festival lampion.
Bagi masyarakat Tionghoa, lampion merupakan sebuah simbol kebahagiaan dan harapan baru. Selain itu, menggantung lampion di depan pintu juga dipercaya dapat mengusir nasib buruk.
Baca juga: Sejumlah Pantangan Yang Harus Dijauhi Selama Perayaan Imlek
Chunlian merupakan kertas yang bertuliskan kaligrafi Mandarin yang biasa ditempel di depan pintu dengan tinta hitam atau emas. Tulisan yang ada di kertas berwarna merah tersebut berisi doa-doa dengan makna yang baik dan harapan di tahun baru.
Kaligrafi Chunlian sendiri dimulai dejak Dinasti Zhou (1046-256 SM) yang di mana di masa itu kaligrafi masih dibuat dari papan dari kayu pohon persik. Menurut kepercayaan Tiongkok sendiri, pohon persik bisa menangkal dan mengusir roh-roh jahat.
Biasanya, chunlian mengandung kata-kata seperti xi, shun, chun, dan cai yang berarti kebahagiaan, kesuksesan, dan kekayaan.
Petasan menjadi salah satu pernak-pernik yang tidak bisa dilewatkan saat Imlek. Biasanya, petasan akan dipajang di depan toko dan kuil untuk menangkal roh jahat dan nasib buruk.
Menurut legenda, monster akan keluar setiap malam tahun baru Imlek dan bisa menghancurkan desa. Oleh karena itu, untuk menakut-nakuti mereka, biasanya orang yang percaya akan membakar bambu pada zaman itu untuk menghasilkan suara ledakan.
Seiring waktu adaptasi pada penggunaan petasan pun membuat perayaan terasa lebih praktis. Biasanya, kertas merah yang tersisa dari petasan dibiarkan seharian karena masyarakat meyakini jika langsung disapu, akan menghilangkan keberuntungan.
Baca juga: Warna-Warna Keberuntungan Tahun Kelinci Air 2023
Tahun Baru Imlek membawa awal yang baru dan biasanya bunga Mandarin seperti jeruk kumquat, sakura, bambu, dan anggrek akan dipajang untuk melambangkan kesejahteraan. Pohon jeruk kamquat adalah dekorasi Imlek klasik yang biasa menjadi hiasan selama perayaan.
Buahnya mewakili kemakmuran karena dalam bahasa China, kamquat terdengar sama seperti emas dan keberuntungan. Sedangkan, untuk bunga sakura memiliki batang yang panjang mewakili awal baru dan umur panjang.
Macam-macam bunga Imlek itu juga bisa menjadi hadiah menarik untuk orang terkasih karena diyakini mampu mendatangkan kelimpahan, kesuburan, kemewahan, dan keindahan.
Pohon angpao merah atau yang dikenal dengan pohon uang dipercaya mampu mendatangkan keberuntungan. Angpao yang digantung di pohom kumquat juga diyakini akan menambah kelimpahan. Oleh karena itu, jika Anda menginginkan lebih banyak keberuntungan, hiasi rumah dengan pohon uang.
Baca juga: Sederet Kue Khas Imlek Yang Dipercaya Datangkan Keberuntungan
Hiasan gantung juga salah satu pernak-pernik Imlek yang tidak boleh dilewatkan. Hiasan gantung bertuliskan fu (kebahagiaan dan kebebasan). Namun, ada juga hiasan gambar binatang seperti bebek magpie yang dipercaya sebagai lambang keberuntungan.
Tidak hanya itu, ada juga gambar tumbuh-tumbuhan seperti pohon peony yang bermakna kekayaan dan buah persik yang melambangkan umur panjang.
Lilin merah juga sering dibeli warga keturunan Tionghoa untuk merayakan Imlek. Lilin merah yang menyala memiliki makna sama seperti petasan karena diyakini bisa mengusir makhluk jahat.
Ukuran lilin merah pun beragam mulai dari kecil hingga raksasa dan di vihara akan terus dinyalakan hingga Cap Go Meh atau 15 hari setelah Imlek.