29 September 2025
11:56 WIB
Tradisi Wayang Orang Dalam Sentuhan Lintas Generasi
Pertunjukan "Pandawa Nawasena" mempertemukan tradisi dengan energi baru generasi muda, yang dipertunjukkan secara kolaboratif oleh maestro Wayang Orang Bharata bersama peminat seni dari generasi baru.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Pertunjukan wayang orang "Pandawa Nawasena" digelar di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Senin (29/9). Dok: Indonesia Kaya.
JAKARTA - Kelompok Wayang Orang Bharata membawa kisah para Pandawa ke dalam pertunjukan 60 menit bertajuk "Pandawa Nawasena" di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu (27/9). Menariknya, karya ini menjadi pertunjukan kolaboratif lintas generasi dan lintas komunitas, kolaborasi antara pelaku seni profesional dan pelajar lewat program kelas publik yang diinisiasi Indonesia Kaya.
Selama kurang lebih 60 menit, penonton diajak mengikuti kisah perjalanan lima Pandawa yang harus menjalani pengasingan setelah kalah bermain dadu melawan Kurawa. Namun, ketika Amarta terancam oleh serangan Prabu Kolopati, Sengkuni harus merendahkan dirinya dan meminta Pandawa kembali untuk menyelamatkan kerajaan.
Bagaimana sikap Pandawa dalam menghadapi permintaan itu menjadi inti cerita, yang menggugah dan mencoba menyodorkan topik relevan dengan nilai moral tentang harga diri, pengampunan, dan keberanian.
Program Director Galeri Indonesia Kaya, Renitasari Adrian menjelaskan, pertunjukan ini menjadi ruang temu lintas generasi yang menghadirkan semangat baru sekaligus menjaga tradisi wayang orang yang telah bertahan lebih dari 50 tahun.
"Kami berharap karya ini dapat membuka ruang apresiasi baru bagi penonton, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan seni tradisi, seperti wayang orang sebagai salah satunya," ungkap Renitasari dalam keterangan tertulis, Senin (29/9).
Renita melanjutkan, melalui pementasan "Pandawa Nawasena", pihaknya ingin mengajak penonton merasakan bagaimana tradisi bisa bertemu dengan napas baru dari generasi penerus. Kolaborasi antara maestro Wayang Orang Bharata dengan generasi muda dari Ruang Kreatif: Kelas Wayang Orang menurutnya menjadi bukti bahwa tradisi bisa terus hidup dengan sentuhan yang lebih segar dan tetap relevan.
Wayang Orang Bharata, paguyuban yang berdiri sejak 1972 dan kini beranggotakan lebih dari 150 orang. Paguyuban ini telah membawa seni wayang orang ke panggung internasional di Mesir, Belanda, Italia, Australia, Prancis, hingga Jerman, sekaligus mencatat rekor MURI sebagai penyelenggara wayang orang daring pertama di Indonesia.
Baca juga: Merangsang Anak Senang Tari Tradisional
Teguh Kenthus Ampiranto, salah satu maestro sekaligus pimpinan Wayang Orang Bharata yang terlibat dalam pementasan, menyebutkan bahwa keterlibatan anak-anak dan remaja menumbuhkan harapan terkait pelestarian kesenian Indonesia. Pertunjukan ini menurutnya adalah ruang pembelajaran yang kaya.
"Melalui latihan intensif, mereka tidak sekadar mendalami teknik panggung, tetapi juga menyerap nilai-nilai luhur dalam tradisi pewayangan. Pengalaman langsung di atas panggung ini menjadi cara nyata untuk menumbuhkan kecintaan sekaligus rasa memiliki terhadap seni tradisi wayang orang," ucap Teguh.
“Melalui panggung Galeri Indonesia Kaya, kami melihat bagaimana seni tradisional dapat menemukan kembali relevansinya di masa kini, dengan salah satunya adalah wayang orang yang terus kami perjuangkan kelestariannya," lanjutnya.