c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

04 November 2021

08:46 WIB

Tirta Gangga, Taman Air Peninggalan Kerajaan Karangasem

Taman Air Tirta Gangga kini menjadi salah satu tempat wisata andalan yang wajib dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Karangasem, Bali.

Penulis: Dwi Herlambang

Editor: Satrio Wicaksono

Tirta Gangga, Taman Air Peninggalan Kerajaan Karangasem
Tirta Gangga, Taman Air Peninggalan Kerajaan Karangasem
Taman wisata Tirta Gangga. Sumber foto: Kintamani.id

JAKARTA – Namanya Tirta Gangga. Secara harfiah, "Tirta" berarti air dan "Gangga" merujuk pada sebuah sungai di India. 

Bagi masyarakat Bali, nama Tirta Gangga mengacu pada istana air yang dibangun pada 1946 oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem Agung.

Selain itu, nama Tirta Gangga juga merujuk pada wilayah pedesaan yang subur di sekitarnya, yang dikenal dengan sawah terasering. 

Jika dilihat, Istana Air Tirta Gangga merupakan labirin kolam dan air mancur yang dikelilingi oleh taman yang rimbun serta patung-patung khas peninggalan kerajaan di masa lampau.

Sejarah Tirta Gangga 

Pada masa pembangunanya, Raja Karangasem terinspirasi oleh adanya sumber mata air Rejasa, yang memiliki debit air cukup besar dan keindahan alam sekelilingnya. Sayangnya, tragedi memilukan meletusnya Gunung Agung di Bali pada 1963 sempat menghentikan proses pengerjaan Tirta Gangga.

Meskipun aliran lahar tidak melewati lokasi pembangunan Tirta Gangga, gempa tektonik yang diakibatkan aktivitas Gunung Agung menyebabkan kerusakan di beberapa bagian konstruksi bangunan. Bahkan, karena kerajaan tidak ada yang menjaga, penjarahan juga terjadi selama periode sulit tersebut.

Baca juga: Tips Liburan Ke Destinasi Wisata Baru

Kondisi alam yang porak poranda sehabis letusan serta kehidupan yang sulit menyebabkan rekonstruksi taman Tirta Gangga tidak dapat dilakukan karena ketiadaan dana. Rekonstruksi taman Tirta Gangga baru dapat dilakukan pada 1979 oleh putra raja Karangasem terakhir, yaitu Anak Agung Made Djelantik.

Perlahan, taman Tirta Gangga dibangun kembali, dimulai dengan kolam renang atas. Tirta Gangga mulai kembali ke bentuk semula. Hal tersebut tidak bertahan lama karena keterbatasan pemeliharaan sehingga taman Tirta Gangga mulai terabaikan.

Baru oleh putra dari  Anak Agung Made Djelantik, yaitu  Anak Agung Gede Dharma Widoere Djelantik yang melanjutkan restorasi taman Tirta Gangga hingga menjadi bentuk yang dapat dilihat saat ini. Kenangan masa kecilnya saat bermain dan berenang di kolam air Tirta Gangga telah menggugahnya untuk memperbaiki dan merawat taman tersebut.

Dalam Jurnal berjudul "Taman Air Kerajaan di Kabupaten Karangasem" yang diterbitkan oleh Universitas Udayana, taman-taman tradisional di Bali secara umum dapat diklasifikasikan dua kelompok, yaitu taman pura dan taman puri, dan eksistensi kedua kelompok taman ini masih dapat dilihat hingga kini.

Taman Air Tirta Gangga merupakan salah satu taman puri, taman kerajaan yang kini menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi. Tempat ini dikenal sebagai destinasi wisata yang didominasi oleh air sebagai elemen utama pembentukan taman.

Baca juga: Piknik Kecil-Kecilan Di Hutan Kota GBK

Air dan Kehidupan Spiritual

Berbicara soal elemen air, hal ini menjadi menarik, karena sebagian wilayah Karangasem dikenal sebagai daerah yang cukup sulit air. Padahal, bagi masyarakat Bali, air mempunyai peranan penting dalam kehidupan spiritual dan aktivitas yang bersifat profan.

Mulai dari pemanfaatan air untuk fungsi religi hingga air untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Air dalam konteks religi masyarakat Hindu Bali memiliki makna sebagai media atau alat pembawa kekuatan. 

Dengan demikian, dalam konteks tersebut, air dipandang sebagai sesuatu yang keramat dan suci.

Seriarsa dalam bukunya Sekali Lagi Tirtha Produk Peradaban India-Bali (Memahami, Menghayati, Melaksanakan Doktrin) menjelaskan, dalam ratusan prasasti dari zaman Bali Kuno, Goris menemukan kata "tirta" dalam prasasti Manukaya dan prasasti Sembiran dalam konteks berbeda. 

Walaupun demikian, hampir dapat dipastikan kalau kata "tirta" memiliki fungsi sama, sebagai sarana pemujaan untuk membersihkan dan mensucikan secara rohaniah.

Baca juga:  Taman Kota Jangan Sekadar Punya

Merujuk kisah di atas, bukan sebuah kebetulan bahwa air menjadi salah satu tema utama di wilayah Kerajaan Karangasem. Salah satu alasan penggunaan air sebagai tema adalah simbol kerajaan Karangasem, yaitu Air Kehidupan (Amerta Jiwa) yang mengandung makna kesuburan, kemakmuran, dan kehidupan yang berkelanjutan.

Kini, setelah zaman sudah kian modern, Taman Air Tirta Gangga masih dapat dilihat wujud fisiknya bahkan menjadi salah satu objek wisata andalan Pulau Dewata. Taman Air Tirta Gangga yang terletak di Desa Ababi, Kabupaten Karangasem.

Wisatawan yang datang ke Taman Air Tirta Gangga bisa merasakan keasrian dan kesejukan yang cukup baik untuk sekadar melepas penat. Suara gemericik air pun akan menambah sahdu wisatawan yang datang bersama kerabat dan keluarga terkasih.

Tidak jauh dari kolam utama, wisatawan bisa menyambangi menara air yang tingginya hingga 10 meter. Menara air tersebut berbentuk berundak seperti pura—tapi sayangnya tidak bisa digunakan untuk berenang karena air yang berada di dalamnya adalah air suci yang biasa digunakan untuk upacara adat.

Jika wisatawan ingin berenang, pengelola sudah menyiapkan kolam air sanih. Sementara itu, untuk anak-anak juga disediakan kolam khusus dengan kedalaman yang tidak terlalu dalam sehingga tidak membahayakan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar