c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

KULTURA

11 Juli 2025

15:56 WIB

Tafsir Relief Candi Borobudur Dalam Lukisan Karya Sohieb Toyaroja

Sohieb Toyaroja menggambarkan kisah dan indahnya relief Candi Borobudur dalam sembilan lukisan yang dipamerkan dalam “Borobudur: The Way of Life".

<p>Tafsir Relief Candi Borobudur Dalam Lukisan Karya Sohieb Toyaroja </p>
<p>Tafsir Relief Candi Borobudur Dalam Lukisan Karya Sohieb Toyaroja </p>

Foto Relief Candi Borobudur Karmawibhangga. borobudurpark/Dok

JAKARTA - Keindahan dari relief-relief yang ada di Candi Borobudur, ditafsikan oleh Sohieb Toyaroja dalam sembilan karya. Lukisan-lukisannya itu akan dipamerkan dalam "Borobudur: The Way of Life", di Tugu Kuntskring Paleis, Jakarta, 12 Juli-12 Agustus 2025.

“Borobudur: The Way of Life" menyalin tafsir rupa dengan membaca ulang 1.460 relief yang ada pada dinding-dinding Candi Borobudur. Karyanya bersifat intim dan sangat personal dari sang seniman setelah menafsirkan relief Candi Borobudur.

"Saya sejak lama terpikat melukis menyoal sejarah dan tradisi. Tentunya ini juga dipengaruhi pertemuan saya dengan para jurnalis, arkeolog, filolog juga sejumlah kritikus seni dan kurator seni. Selain itu, membaca buku-buku yang membuat pemahaman saya tentang Borobudur makin berarti," kata Sohieb.

Sembilan lukisan yang dimaksud menafsirkan judul Samodra Raksa, Manohara, Raja-Raja, Stupa, Jataka, Gajah, Sakre, Dewi Hariti dan karakter Buddha.

"Saya menyukai bertandang ke situs-situs tertentu yang dianggap sebagai petilasan dan artefak serta penanda kerajaan atau candi-candi. Karena itu sebagai simbol kearifan leluhur Jawa, agar saya bisa menghayatinya sebagai seniman yang kebetulan dari Jawa," ujar dia.

Penulis dan peneliti budaya, Wendri Wanhar menilai, pameran Borobudur: The Way of Life" sebagai menghidupkan kembali Citralekha pada masa kini.

"Gambar di Mandala Borobudur yang pada masa kini disebut relief, pada masa lampau disebut Citraloka. Seniman yang membuat karya seni nan agung itu disebut Citralekha," ujar Wendri.

Baca juga: Pusat Informasi Majapahit di Trowulan Resmi Jadi Museum Majapahit

Pemerhati budaya dan wartawan senior, Roso Daras, menguatkan pandangan Wendri. Menurutnya, penggambaran konteks sejarah dapat dengan baik dituangkan oleh Sohieb dalam karya.

Hal itu menurut Roso bisa dicapai Sohieb karena sang pelukis mampu menyelami makna relief dari warisan budaya dunia tersebut dan memperkaya makna setelah membedah buku bertajuk ”1460 Buku Pandu Relief Naratif Mahastupa Borobudur”.

Dia mencontohkan, salah satu lukisan relief yang secara realistik menarik hati dan tak boleh terlewat dalam pameran ini adalah Samodra Raksa.

"Sohieb memilih relief yang jadi andalan utamanya, yang diberi juluk Samodra Raksa. Menggambarkan makna-makna penting, baik dalam konteks sejarah, budaya maupun spiritual tentang penjelajahan samudera. Sebagai bukti peradaban maritim yang sudah ada pada leluhur kita sejak berabad-abad lalu," kata Roso.

Selain itu, ada juga "Manohara" yang mampu memancarkan nilai moral dari kisah cinta antara Pangeran Sudhana dan bidadari Manohara yang penuh rintangan dan ujian. Kisah itu mengandung nilai-nilai moral tentang cinta, kesetiaan, keberanian, dan pengorbanan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar