c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

KULTURA

11 Juni 2025

17:21 WIB

Pusat Informasi Majapahit di Trowulan Resmi Jadi Museum Majapahit

Perubahan nama Pusat Informasi Majapahit menjadi Museum Majapahit menandai awal dari rencana besar menata ulang museum sebagai sumber ilmu dan pusat edukasi publik.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p dir="ltr" id="isPasted">Pusat Informasi Majapahit di Trowulan Resmi Jadi Museum Majapahit</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Pusat Informasi Majapahit di Trowulan Resmi Jadi Museum Majapahit</p>

Peresmian Pusat Informasi Majapahit di Trowulan menjadi Museum Majapahit. Sumber foto: Kemenbud.

JAKARTA - Menteri Kebudayaan RI resmi memperbarui penamaan Pusat Informasi Majapahit di Trowulan menjadi Museum Majapahit. Penamaan ini menjadikan fasilitas penyimpanan dan pameran arkeologis dari era sebelum Kemerdekaan itu sebagai ruang edukasi baru yang bisa dikembangkan secara luwes bagi publik ke depannya.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengatakan, kehadiran Museum Majapahit sebagai tonggak penting yang dapat menjadi tolak ukur (benchmark) bagi museum-museum lain di Indonesia  dalam mengangkat kejayaan peradaban masa lampau. Perubahan nama ini menurutnya tak sekadar simbolik, tetapi awal dari rencana besar menata ulang museum sebagai sumber ilmu dan pusat edukasi publik.

"Nama Museum Majapahit akan mendorong kita merefleksikan koleksi dan maknanya. Museum ini harus hidup, dinamis, dan menjadi sumber pengetahuan yang relevan lintas generasi," ungkap Fadli dalam keterangan resmi, Rabu (11/6).

Dia melanjutkan, museum sejatinya tidak harus terbatas pada bangunan tertutup, tetapi dapat dikembangkan menjadi open-air museum dalam rangka mengakomodasi ruang interaksi dan edukasi publik yang lebih luas. Ia juga menegaskan pentingnya menjaga Hak Kekayaan Intelektual atas nama-nama cagar budaya nasional seperti Majapahit, yang harus dimiliki oleh negara.

"Nama-nama seperti Majapahit, Borobudur, Prambanan, semuanya harus diproteksi sebagai milik negara. Kita tidak bisa membiarkan mereka digunakan sembarangan tanpa izin karena itu bagian dari jati diri dan sejarah bangsa," ujar Fadli.

Museum Majapahit sejak lama telah menjadi rumah bagi puluhan ribu artefak bernilai yang terkait dengan masa lalu peradaban di wilayah tersebut. Tempat ini kini menyimpan sekitar 86.000 koleksi artefak, antara lain terakota (11.762), batu andesit (2.727), batu putih (477), keramik (2.974), logam (64.966), kayu (14), dan artefak prasejarah (3.339).

Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Rizal Octavian menambahkan, Museum Majapahit bagian dari identitas lokal dan nasional. Dia menegaskan komitmen daerah untuk meningkatkan praktik pelestarian ke depannya.

"Kawasan ini bukan hanya kebanggaan Mojokerto, tapi bagian dari identitas budaya nasional. Sinergi lintas sektor dibutuhkan untuk menjaga kelestariannya," ucap Rizal.

Sementara Fadli mengharapkan Museum Majapahit menjadi ikon budaya Nusantara dan pusat literasi sejarah yang menginspirasi generasi muda.

"Majapahit adalah peradaban besar. Semangatnya harus kita teruskan, melalui museum yang tertata, terbuka, dan mengakar pada nilai-nilai bangsa," ujarnya lagi.

Baca juga: rowulan Dan Sangiran Diusulkan Jadi Proyek Strategis Nasional

Dalam konteks ini, Fadli juga mendorong hadirnya penelitian-penilitian sejarah yang mengungkap berbagai fragmen sejarah Indonesia. Dengan temuan-temuan artefak, diperkuat riset-riset yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, narasi kebudayaan Indonesia pun akan mekin kuat.

Khusus di Trowulan, Fadli mendorong kolaborasi lintas lembaga, termasuk perguruan tinggi, BRIN, dan komunitas, untuk mengungkap lebih lanjut warisan budaya yang tersembunyi di wilayah ini.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar