11 November 2025
08:51 WIB
Studi: Secangkir Kopi Sehari Tekan Risiko Gangguan Irama Jantung
Gangguan irama jantung menghalangi jantung memompa darah dengan baik, meningkatkan risiko pembekuan dan stroke. Kafein pada kopi memberi efek stimulan yang membantu mengurangi risiko tersebut.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Seorang petani memetik buah kopi robusta merah di sebuah perkebunan di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, pada 24 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua/Yulham.
JAKARTA - Banyak orang mengaku mengalami kondisi jantung berdebar setelah menyeruput segelas kopi. Dari situ, banyak yang cemas dan bertanya-tanya, apakah gejala tersebut tanda bahaya yang perlu diwaspadai?
Para ahli kesehatan secara umum menjelaskan kalau jantung berdebar setelah minum kopi adalah respon tubuh yang wajar. Itu karena kopi mengandung kafein yang memiliki efek stimulan bagi saraf.
Faktanya, minum kopi bisa bermanfaat bagi kesehatan. Sebuah studi menemukan secangkir kopi setiap hari dapat melindungi dari fibrilasi atrium (atrial fibrillation/AF), kondisi irama jantung tidak teratur yang dapat menyebabkan gagal jantung, strok, dan kematian dini.
Dilansir dari Antara, Selasa (11/11), para peneliti menemukan manfaat pendukung kesehatan jantung yang mengejutkan dalam kopi, menurut pernyataan yang dirilis pada Senin (10/11) oleh Universitas Adelaide, Australia, yang memimpin studi ini bersama Universitas California, San Francisco (UCSF), di Amerika Serikat (AS).
Dalam uji klinis acak pertama yang meneliti hubungan antara kopi dan AF, para ilmuwan menemukan pasien AF yang mengonsumsi setidaknya satu cangkir kopi atau espreso sehari mengalami penurunan risiko kejadian AF berulang sebanyak 39 persen dibandingkan dengan mereka yang menghindari kafein sama sekali. Kesimpulan itu berdasarkan uji coba selama enam bulan yang diikuti 200 pasien AF dari Australia, AS, dan Kanada.
"Ini mengejutkan karena bertentangan dengan anggapan umum oleh dokter dan pasien bahwa kopi memperburuk gangguan irama jantung seperti AF," kata penulis pertama studi tersebut, Christopher X. Wong, yang merupakan profesor di Universitas Adelaide dan Rumah Sakit Royal Adelaide.
"Berdasarkan hasil ini, pasien AF yang meminum kopi dapat dengan aman terus menikmati kopi mereka. Lebih jauh, mungkin perlu diteliti apakah pasien AF yang tidak minum kopi sebaiknya mempertimbangkan untuk memulainya," imbuh Wong.
Baca juga: Mengenal 10 Racikan Kopi Tradisional Asal Indonesia
AF menghalangi jantung memompa darah dengan baik, meningkatkan risiko pembekuan darah dan strok. Sementara kopi disebut mampu memberi stimulan yang meningkatkan aktivitas fisik tubuh, sehingga membantu melawan potensi AF.
"Kopi meningkatkan aktivitas fisik yang diketahui dapat mengurangi AF. Kafein juga bersifat diuretik yang berpotensi menurunkan tekanan darah dan hasilnya mengurangi risiko AF," kata penulis senior studi itu, Gregory Marcus, yang merupakan profesor dari Divisi Kardiologi UCSF.
Beberapa kandungan lain dalam kopi juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat memberikan efek positif, ujar Marcus, sembari menambahkan studi ini dapat mengubah saran medis yang diberikan kepada pasien.