29 Agustus 2024
14:56 WIB
Strategi Agar Fesyen Modest Indonesia Tidak Jalan Di Tempat
Indonesia bercita-cita menjadi kiblat dalam sektor modest fashion dunia. Guna mempercepat hal itu, ada sejumlah strategi yang perlu dilakukan.
Editor: Satrio Wicaksono
Peragawati berjalan menampilkan pakaian rancangan produsen Inen Signature saat peragaan busana 'Sustainably Modest' dalam rangka Muslim Fashion Festival 2021, di Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
JAKARTA - Industri fesyen dalam negeri terus bertumbuh, apalagi di sektor modest. Di mana Indonesia bercita-cita menjadi kiblat dari fesyen modest dunia.
Tapi alih-alih sekadar mengedepankan model yang fashionable, ada nilai-nilai keislaman yang terkandung dalam tren busana tersebut. Selain juga memperkenalkan lebih luas wastra Nusantara ke industri fesyen dunia.
"Kadang-kadang kita lupa untuk mem-branding. Kenapa sih (modest fashion) harus ada di Indonesia, value islamic-nya kita bisa bawa, ada wastra, kenapa sih tidak boleh transparan, itu suatu value, tidak boleh ada makhluk hidup," kata Pendiri dan CEO Scarf Media Temi Sumarlin, dikutip dari Antara, Kamis (29/8).
Menurutnya, nilai keislaman dalam sebuah busana perlu diperkenalkan agar bisa diakui sebagai pusat fesyen Muslim dunia. Dengan mengangkat nilai-nilai keislaman dari zaman kerajaan masa lampau, bisa menjadi nilai tambah untuk di bawa ke tingkat global.
Baca juga: Percepat Jadi Kiblat Modest Dunia, IN2MF in Paris 2024 Segera Digelar
Selain dengan berbagai pagelaran khusus modest fashion, diperlukan pula sinergi yang lebih kuat antara kreator busana Muslim dengan berbagai pihak. Termasuk dari sisi promosi.
"Yang kami harapkan sebetulnya ketika satu program satu dengan yang lain, mungkin dari UMKM yang sampai mikro yang naik level kemudian masuk ke Kementerian Parekraf, nanti dijualin, dipromosikan di Kementerian Perdagangan. Ketika itu semua bisa bersinergi satu sama lain saya rasa akan mempercepat kita menjadi pusat modest fashion Indonesia. Jadi jalannya nggak di situ-situ saja tiap tahun,” kata Temi.
Lebih lanjut Temi mengatakan, modest fashion Indonesia juga bisa lebih cepat menjadi pusat dunia jika memiliki pengaruh dari digital.
State of Global Islamic Economic Report menilai, platform digital menjadi wadah kampanye paling berpengaruh untuk memperkenalkan busana khas negara tersebut. Dengan kampanye digital, katanya, akan semakin mempermudah penikmat fesyen luar negeri untuk tahu apa yang menjadi ciri khas fesyen Indonesia. Namun tantangannya, para kreator belum memiliki satu kesepakatan busana Muslim seperti apa yang jadi ciri khusus untuk Indonesia.
"Karena ketika itu terlalu beragam, jadi agak sulit untuk kami mengatakan bahwa ini loh yang Indonesia. Bulu-bulu atau yang jaring-jaring, atau yang seperti apa gitu. Jadi kita juga perlu penguatan dalam style," jelas Temi.