13 Agustus 2025
11:16 WIB
Simpay Panaratas Memikat Warga Jerman Dengan Gamelan Sunda
Kesuksesan Simpay Panaratas memikat minat publik di Jerman menjadi bukti kuatnya pesona budaya Indonesia, khususnya musik Sunda bagi warga dunia.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Grup musik Simpay Panaratas menampilkan degung atau musik gamelan Sunda di Berlin, Jerman, Minggu (10/8). Dok: KBRI Berlin.
JAKARTA - Grup musik tradisional Sunda, Simpay Panaratas memikat publik di Jerman lewat pertunjukan musik tradisional degung atau gamelan Sunda. Mereka memukau lewat penampilan di ajang Young Euro Classic Festival 2025 di Berlin pada 9 dan 10 Agustus lalu.
Penampilan di Berlin rangkaian dari kegiatan budaya grup musik tradisional Sunda tersebut di Jerman yang didukung KBRI Berlin serta organisasi budaya Cara Bali e.V. yang selama ini konsisten menjembatani kolaborasi budaya antara Indonesia dan Jerman. Rangkaian ini meliputi kegiatan workshop di Rumah Budaya Indonesia (RBI) di Berlin, workshop dan konser di Munich, serta penampilan di ajang Young Euro Classic Festival 2025.
Pimpinan grup Simpay Panaratas, Dedy Hernawan menjelaskan, program mereka mengusung semangat pelestarian dan promosi seni tradisional, khususnya degung sebagai warisan musik Sunda yang indah. Pihaknya bersemangat bisa menjadi duta budaya Indonesia yang membawa nuansa Sunda ke panggung-panggung musik di Jerman.
Dalam kegiatan ini, mereka tidak hanya menampilkan keindahan musikalitas Sunda, tetapi juga memperkenalkan filosofi, nilai-nilai kolektif, dan kedalaman budaya Nusantara kepada publik internasional.
Kehadiran Simpay Panaratas dalam festival ini, menurut Dedym menjadi momen langka dan bersejarah. Apresiasi dari publik di Jerman menandai keterbukaan dunia terhadap ragam musik non-Barat dan memperluas cakrawala apresiasi seni global.
"Ini adalah pengalaman yang luar biasa bagi kami. Bisa memperkenalkan Musik klasik dan kontemporer Sunda di ruang-ruang internasional seperti ini merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab budaya," ungkap Dedy dalam keterangan tertulis yang diterima Validnews Rabu (13/8).
Sebelum tampil dan memukau penonton, Simpay Panaratas lebih dulu menggelar workshop dalam upaya menghidupkan kembali grup Gamelan Degung yang pernah aktif di RBI KBRI Berlin. Selain itu, Simpay Panaratas juga melakukan pemeliharaan serta memperbaiki instrumen Degung yang dimiliki RBI KBRI Berlin.
Kegiatan dilanjutkan dengan workshop dan konser di kota Munich (Bavaria) yang berlangsung selama 4 (empat) hari. Kesempatan ini digunakan sebagai ruang pertukaran budaya yang hidup, di mana peserta lokal terlibat langsung dalam mempelajari musik Sunda, mulai dari dasar teknik hingga interpretasi musikalnya. Antusiasme sekitar 36 peserta menjadi bukti ketertarikan masyarakat Jerman terhadap kekayaan musik tradisional Indonesia.
Baca juga: Festival Bedhayan Ajang Merawat Dan Merayakan Warisan Budaya
Penampilan Simpay Panaratas di ajang Young Euro Classic Festival Berlin 2025, sebuah festival musik klasik bergengsi yang memberikan ruang bagi ekspresi musikal dari seluruh dunia sukses menjaring animo publik. Tingginya antusiasme warga Jerman untuk mengapresiasi kebudayaan Nusantara terlihat dari terjual habisnya sebanyak 275 tiket penampilan Simpay Panaratas.
Dalam acara ini, Simpay Panaratas tidak hanya menampilkan musik tradisional Sunda tetapi juga karya kontemporer ciptaan Dedy Hernawan.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Berlin, Fajar Wirawan Harijo, menekankan komitmen KBRI Berlin dalam mendukung misi-misi budaya serupa di Jerman. "KBRI Berlin senantiasa mendorong kolaborasi Pemerintah Daerah dengan seniman untuk melakukan rangkaian kegiatan promosi budaya Indonesia di Jerman", tandas Fajar.
Fajar menyebutkan, sukses Simpay Panaratas di Jerman membuktikan bahwa budaya Indonesia memiliki daya tarik universal dan tempat istimewa dalam percakapan budaya global. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi lebih banyak kolaborasi lintas budaya kedepannya, serta memperkuat diplomasi budaya Indonesia di dunia internasional.