c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

19 Juli 2025

16:44 WIB

Asap Minyak Goreng Tingkatkan Risiko Kanker Pada Perempuan

Paparan asap minya goreng utama saat menumis dapat meningkatkan risiko kanker, karena penting untuk lakukan mitigasi.

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Asap Minyak Goreng Tingkatkan Risiko Kanker Pada Perempuan</p>
<p>Asap Minyak Goreng Tingkatkan Risiko Kanker Pada Perempuan</p>

Ilustrasi memasak di dapur. Freepik

JAKARTA - Paparan asap minyak goreng, terutama saat proses menumis tanpa alat penghisap asap (ekstraktor), secara signifikan meningkatkan risiko kanker paru pada wanita, baik yang merokok maupun yang tidak. Hal tersebut terungkap dari hasil meta-analisis terhadap 23 studi ilmiah (2 studi kohort retrospektif dan 21 studi kasus-kontrol).

"Sebuah meta-analisis terbaru dari 23 studi menemukan bahwa asap minyak goreng dikaitkan dengan risiko kanker paru di kalangan wanita tanpa memandang status merokok," papar pakar kesehatan pernapasan dari IPB University, Dr. Desdiani

Dalam 23 studi tersebut, berbagai jenis minyak goreng juga ditelaah. Hasilnya, peningkatan risiko kanker paru dilaporkan pada penggunaan minyak lobak dibandingkan dengan minyak biji rami, serta minyak lemak babi dibandingkan dengan minyak sayur.

Studi epidemiologis di beberapa negara Asia, seperti Tiongkok, Taiwan, dan Singapura, menunjukkan hasil yang konsisten bahwa paparan asap minyak goreng—terutama tanpa adanya ventilasi atau alat penghisap asap—berkaitan erat dengan meningkatnya risiko kanker paru.

Dirinya juga menguraikan mekanisme kerusakan sel yang ditimbulkan oleh asap tersebut.

“Salah satu senyawa mutagenik utama dalam asap minyak goreng, trans trans-2,4-decadienal (tt-2,4-DDE), telah terbukti mengurangi tingkat kelangsungan hidup sel eritroleukemia manusia dan menyebabkan kerusakan oksidatif yang signifikan pada DNA kromosom,” jelasnya dikutip dari laman IPB.

Selain itu, senyawa hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang terbentuk saat minyak goreng dipanaskan pada suhu tinggi juga diidentifikasi sebagai faktor karsinogenik utama. Risiko ini dinilai sangat relevan di kawasan Asia, mengingat banyak perempuan yang masih aktif memasak di rumah tanpa perlindungan memadai terhadap asap.

“Hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang berasal dari minyak goreng yang dipanaskan pada suhu tinggi bisa menjadi faktor penyebab Lung Cancer in Never Smokers (LCINS), khususnya di kalangan perempuan Asia,” lanjut Dr Desdiani.

Sebagai langkah pencegahan, ia menekankan pentingnya mitigasi terhadap paparan asap. “Penggunaan ekstraktor asap saat memasak merupakan langkah kritis,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menganjurkan penggunaan metode memasak alternatif selain menumis, guna mengurangi paparan senyawa karsinogenik dari minyak yang dipanaskan.

Untuk mengurangi risiko kanker paru yang tidak disadari banyak orang, Dr Desdiani mengingatkan pentingnya edukasi dan perubahan kebiasaan memasak, khususnya di lingkungan rumah tangga.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar