05 Agustus 2025
18:58 WIB
Sejumlah Musisi Dunia Cabut Dari Spotify Sebagai Sikap Anti Perang
Sejumlah musisi baru-baru ini mengumumkan penarikan musik mereka dari Spotify, merespon laporan mengenai investasi Daniel Ek dalam teknologi drone militer berbasis kecerdasan buatan (AI).
Editor: Andesta Herli Wijaya
Foto grup King Gizzard & the Lizard Wizard di akun Instagram mereka. ANTARA/Instagram/@kinggizzard.
JAKARTA - Sejumlah musisi dunia memutuskan menarik karya mereka dari platform Spotify sebagai sikap menentang kejahatan perang. Aksi para musisi ini merespon laporan baru-baru ini tentang investasi salah satu pendiri dan CEO perusahaan pemilik platform tersebut pada perusahaan produsen teknologi perang.
Salah satu pendiri dan CEO Spotify, Daniel Ek dilaporkan berinvestasi ke perusahaan pertahanan Helsing melalui pendanaan investasinya, Prima Materia. Prima Materia, yang didirikan oleh Ek dan Shakil Khan, pertama kali berinvestasi ke Helsing pada 2021 dan baru-baru ini mengumpulkan dana tambahan 600 juta dolar AS untuk mendukung perusahaan pertahanan Jerman tersebut, menurut laporan Financial Times.
Laporan The Fader pada Selasa menyebutkan bahwa band asal Australia King Gizzard & the Lizard Wizard baru-baru ini mengumumkan penarikan musik mereka dari Spotify. Penarikan itu disebut merespon langsung laporan mengenai investasi Daniel Ek dalam teknologi drone militer berbasis kecerdasan buatan (AI).
"Kami baru saja menghapus musik kami dari platform ini. Bisakah kami menekan para teknisi Dr. Evil ini untuk berkarya lebih baik? Bergabunglah dengan kami di platform lain," tulis mereka di Instagram Story.
King Gizzard, yang telah merilis 27 album studio dan lebih dari 50 album live, bukan satu-satunya musisi yang mundur dari platform Spotify. Laporan mengenai investasi Ek pada perusahaan pertahanan telah memicu sejumlah musisi untuk memboikot Spotify.
Band indie-rock Deerhoof mengumumkan bahwa mereka akan menghapus musik mereka dari Spotify dalam unggahan panjang di Instagram pada 30 Juni.
"'Daniel Ek menggunakan 700 juta dolar dari kekayaan Spotify-nya untuk menjadi pemimpin perusahaan teknologi pertempuran AI' bukanlah judul berita yang kami nikmati minggu ini," demikian pernyataan band tersebut.
"Kami tidak ingin musik kami membunuh orang. Kami tidak ingin kesuksesan kami dikaitkan dengan teknologi pertempuran AI," terang mereka sebagaimana dilansir dari Antara, Selasa (5/8).
Band tersebut menyatakan bahwa mereka belum yakin kapan bisa menghapus musik mereka dari Spotify, tetapi mereka telah memulai prosesnya.
Ada pula band rock eksperimental Amerika, Xiu Xiu, yang dilaporkan juga tengah berupaya menarik semua musik mereka dari Spotify.
"Prosesnya memang memakan waktu lebih lama dari yang kami harapkan karena komplikasi prosedural, tetapi akan segera selesai," kata mereka dalam unggahan di Instagram pada 24 Juli.
Mereka menutup pernyataan dengan berterima kasih kepada para penggemar dan mendesak mereka untuk membatalkan langganan Spotify mereka.
Baca juga: Putar Lagu Dari DSP Untuk Bisnis F&B, Bagaimana Aturan Royaltinya?
Nama lainnya termasuk penyanyi folk asal Australia, Leah Senior yang dilaporkan memboikot Spotify sejak 1 Juli 2025. Demikian pula label Kalahari Oyster Cult, yang memutuskan untuk menarik katalog mereka dari platform tersebut pada 26 Juni.
"Sebagai label, dan setelah berkonsultasi dengan artis yang kami wakili, kami tidak ingin musik kami berkontribusi atau menguntungkan platform yang dipimpin oleh seseorang yang mendukung alat perang, pengawasan, dan kekerasan," demikian antara lain pernyataan Kalahari di Instagram.
"Mempertahankan karya kami di Spotify berarti bertentangan dengan semua yang kami perjuangkan," kata mereka.
Selain itu, ada pula musisi asal Australia David Bridie yang memutuskan untuk menghapus karya-karyanya dari platform musik Spotify. The Guardian melaporkan musisi independen ini meninggalkan Spotify dengan alasan tidak ingin mengalirkan kekayaan kepada seseorang yang berinvestasi dalam membangun mesin yang dapat membunuh manusia.
"Ek tidak dibayar gaji oleh Spotify, ia mengambil sebagian sahamnya, dan tahun lalu saja ia dilaporkan mencairkan 345 juta dolar Amerika. Jadi, inilah kita, para artis yang membantu membangun algoritma untuk menjual musik kita, dan keberhasilan algoritma itulah yang menentukan aliran kekayaan kepada seseorang yang berinvestasi dalam membangun mesin yang dapat membunuh manusia," kata David.