27 Agustus 2025
20:54 WIB
Sedang Dinilai UNESCO, Geopark Rinjani Pede Kembali Dapat "Kartu Hijau"
Kawasan Geopark Rinjani Lombok tengah dinilai oleh tim UNESCO terkait kualitas pengelolaannya. Penilaian lapangan dilakukan pada Juni dan Juli lalu, dan akan disidangkan di Chili pada September 2025.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Gambar udara pemandangan Danau Segara Anak di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Shutterstock/Farhan M Ali.
JAKARTA - Kawasan Geopark Rinjani Lombok, Nusa Tenggara Barat saat ini tengah dinilai terkait statusnya sebagai jaringan geopark UNESCO. Sidang putusan penilaian akan berlangsung di Chili pada September mendatang.
General Manager Geopark Rinjani Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Qwadru P Wicaksono mengungkapkan, penilaian oleh UNESCO mencakup berbagai aspek pengelolaan. Di antaranya terkait pelestarian budaya di kawasan, pelibatan masyarakat hingga sistem informasi di kawasan.
Namun begitu, Qwadru memastikan berbagai aspek penilaian telah dijalankan secara optimal, sehingga akan mendapatkan nilai yang baik dari UNESCO. Pihaknya optimis kawasan yang mencakup Gunung Rinjani ini bisa kembali memeroleh status Green Card dari UNESCO.
"Ini (Geopark Rinjani) mendapat tepuk tangan dibandingkan dengan geopark lain di luar negeri. Makanya mudah-mudahan kita tetap mendapatkan green card. Itu sih harapan kita semua," ungkap Qwadru pada Rabu (27/8), dilansir dari Antara.
Qwadru menyebutkan, dalam kunjungan tim asesor UNESCO di Lombok pada Juni dan Juli lalu, ada beberapa hal yang menjadi perhatian tim asesor untuk diperbaiki dan dilengkapi oleh pengurus Geopark Rinjani. Salah satunya, terkait papan informasi yang ada di Pusat Informasi Geopark Rinjani (PIGR) di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur yang belum tersedia secara lengkap.
"Insyaallah, apa yang menjadi catatan tim asesor kita lengkapi semua," ujarnya.
Selain papan informasi di PIGR Sembalun, beberapa catatan yang menjadi perhatian tim asesor khususnya di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, terkait perlunya penambahan materi promosi di ruang tunggu juga akan dilengkapi, sehingga semakin memperkuat informasi geopark tersebut.
"Yang di Gili ini karena dilihat masih kosong, sehingga sayang kalau tidak dimanfaatkan," terang Qwadru.
Lebih lanjut, dalam sidang pertemuan Unesco yang digelar di Chili pada bulan September nanti, seluruh hasil dari evaluasi yang telah dilakukan oleh tim asesor saat turun ke Lombok pada Juni dan Juli 2025, akan dibahas semuanya di dalam sidang tersebut.
"Kalau untuk pengumumannya baru dilaksanakan di April tahun depan," kata Qwadru.
Baca juga: Mau Naik Rinjani? Ini SOP Barunya
Diketahui Gunung Rinjani di Pulau Lombok, NTB ditetapkan sebagai geopark dunia dalam sidang UNESCO pada 2018. Gunung ini memiliki pesona unggulan berupa Danau Segara Anak yang berada pada ketinggian 2.010 meter dari permukaan laut. Danau Segara Anak berada di sebagian Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut.
Gunung Rinjani belum lama ini mendapat sorotan dunia imbas insiden maut yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins (26 tahun). Ia terjatuh melakukan pendakian pada Juni lalu dan terperosok hingga ke jurang sedalam 600 meter.
Insiden tersebut membuat pengelola kawasan sempat menutup sementara jalur pendakian Rinjani, seturut meluasnya sorotan terkait standar keamanan pendakian di salah satu gunug terindah di dunia tersebut.
Qwadru dalam hal ini tak menjelaskan apakah insiden Julianan Marins atau standar keamanan pendakian masuk dalam daftar poin yang dievaluasi oleh UNESCO.
Baca juga: 70 Hektare Gunung Rinjani Terbakar
Baru-baru ini, juga ada insiden di Gunung Rinjani. Lahan di kawasan Savana Peropok Bukit Gedong, Sembalun, Lombok Timur dilaporkan dilalap api. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani melaporkan pada Selasa (26/8), total ada sekitar 70 hektare lahan yang terdampak.