08 September 2025
08:09 WIB
Santri Film Festival Dorong Lahirnya 'Sineas Pondok'
Sanffest diharapkan bisa melahirkan para "sineas pondok", talenta baru perfilman dari lingkungan pondok pesanteren. Para santri diyakini akan memberi warna yang unik bagi khazanah perfilman nasional.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Menteri Kebudyaan Fadli Zon saat memberi sambutan di acara Santri Film Festival (Sanffest) 2025 di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta, Minggu (7/9/2025). ANTARA/Fitra Ashari.
JAKARTA - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) resmi meluncurkan Santri Film Festival (Sanffest) 2025. Program ini membuka ruang untuk lahirnya talenta-talenta baru bidang film dari lingkungan pondok pesantren.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menyebut, festival film santri ini sebagai ruang penting untuk memajukan budaya. Pasalnya, pondok pesanteren menurutnya merupakan lingkungan yang khas, yang menyimpan banyak tradisi yang dirawat dan dikembangkan dari masa ke masa.
Dia berharap festival ini pada akhirnya bisa memajukan objek kebudayaan Indonesia serta sebagai wadah ekspresi budaya salah satunya melalui film.
"Kita berharap melalui Sunfest 2025 ini, kekayaan tradisi pesantren yang telah berabad-abad dikenalkan kepada publik. Tak hanya sebagai warisan lokal, tapi juga sekaligus ujung tombak gerakan kebudayaan yang menjembatani Indonesia dan dunia," ungkap Fadli saat pembukaan Sanffest 2025 di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta, Minggu (7/9), dilansir dari Antara.
Fadli melanjutkan, Sanffest 2025 menjadi wadah kreatif bagi santri untuk mengekspresikan pandangan melalui medium film. Film bisa menjadi medium ekspresi yang unik karena banyak unsur kebudayaan yang bisa langsung tersampaikan seperti akting, sastra, musik, sampai produk kebudayaan seperti kuliner, fashion atau wastra.
Film juga bisa menjadi sebuah kekuatan budaya bagi Indonesia dalam percaturan global. Fadli dalam hal ini mengajak para santri untuk menjadikan kebudayaan sebagai media dakwah yang kuat untuk menghadapi globalisasi di tengah peradaban dunia.
Lebih spesifik, dia berharap Sanffest bisa melahirkan para "sineas pondok", talenta baru perfilman Indonesia dari lingkungan pondok pesanteren. Kehadiran para santri diyakini akan memberi warna yang unik bagi khazanah perfilman nasional.
"Tentu dengan jumlah pesantren 42 ribu, saya kira banyak talenta dari pesantren yang nanti kita harapkan semakin banyak tumbuh, lahir. Karena ini juga merupakan medium dakwah," kata Fadli.
Baca juga: Kemenbud Gagas Santri Film Festival Untuk Angkat Budaya Pesantren
Sanffest merupakan festival film santri pertama di Indonesia yang didedikasikan untuk menampilkan karya kreatif komunitas pesantren. Festival ini mengusung misi memperkenalkan nilai, tradisi, dan cara pandang santri kepada masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun internasional, melalui medium film.
Program Sanffest 2025 akan menampilkan beragam karya film santri dari seluruh Indonesia, diskusi panel, lokakarya perfilman, serta forum internasional untuk membuka ruang kolaborasi global.
Sanffest diperkenalkan sebagai inisiatif strategis dari Kementerian Kebudayaan. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi produsen utama konten dan film tentang Islam yang berkualitas panggung global.
Program ini hadir juga untuk membuka jalan bagi santri untuk menjadi talenta baru di industri film, mulai dari penulis skenario, sutradara, hingga produser. Selain itu tujuan berikutnya adalah mengukuhkan narasi damai dengan menggunakan film sebagai media syiar Islam yang modern dan relevan.