c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

31 Oktober 2025

20:19 WIB

Rokok Konvensional Ataupun Elektronik Sama-sama Tingkatkan Risiko Stroke

Rokok konvensional maupun rokok elektri memiliki poin masalah yang sama, yaitu dapat merusak dinding pembuluh darah, mulai dari leher hingga berlanjut ke otak.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Rokok Konvensional Ataupun Elektronik Sama-sama Tingkatkan Risiko <em>Stroke</em></p>
<p id="isPasted">Rokok Konvensional Ataupun Elektronik Sama-sama Tingkatkan Risiko <em>Stroke</em></p>

Pedagang menunjukan cukai liquid rokok elektrik di salah satu Vape Store di Depok, Jawa Barat, Senin (23/1/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni.

JAKARTA - Stroke alias strok masih menjadi masalah kesehatan publik serius di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi strok mencapai 8,3%, artinya setiap dari 100 penduduk ada 8 orang yang menderita strok.

Institute Health Metrics and Evaluation (IHME) 2019 bahkan mencatat strok menyumbang 19,42% dari total kematian di Indonesia. Beban ekonomi akibat strok pun sangat besar, mencapai Rp5,2 triliun pada 2023 dan menjadi salah satu penyakit tidak menular paling membebani sistem kesehatan nasional.

Salah satu faktor risiko strok adalah rokok. Namun ada anggapan di masyarakat kalau rokok elektronik (e-cigarette) dianggap lebih baik ketimbang rokok konvensional sehingga risiko terjadinya strok lebih sedikit. Kendati begitu, spesialis neurologi RS Pondok Indah dr. Bambang Tri Prasetyo mengatakan tidak ada bedanya.

"Kalau pada rokok yang dipahami adalah nikotin itu merusak dinding pembuluh darah. Pada heavy smoker, yang paling sering terkena adalah pembuluh darah di leher karena nikotin itu akan membentuk plak dan merusak dinding pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan," jelas dr. Bambang dalam diskusi media eksklusif RS Pondok Indah secara daring, Jumat (31/10).

Penyempitan tersebut dapat menyumbat pembuluh darah di leher dan otak. Jika dibiarkan begitu saja, hal ini bisa memicu strok ringan sampai strok iskemik. Gejalanya meliputi mati rasa atau kelemahan pada wajah atau anggota tubuh dan biasanya hanya di satu sisi tubuh, pusing atau kehilangan keseimbangan, kesulitan berbicara atau memahami bahasa, gangguan penglihatan, sampai sakit kepala parah yang muncul tiba-tiba.

Baca juga: Ingat Lagi, Tak Ada Alternatif Rokok Sehat

Maka dari itu, jika timbul gejala seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Itu karena kondisi strok yang dibiarkan begitu saja bisa berdampak serius dan membahayakan nyawa seseorang.

"Kalau berbicara rokok, baik rokok konvensional maupun generasi terbaru (rokok elektronik alias elektrik-red.) itu memiliki poin yang sama, yaitu merusak dinding pembuluh darah. Biasanya akan mengenai pembuluh darah leher dahulu baru otak dan bisa menyebabkan kerusakan yang fatal," lanjut dr. Bambang.

Belum lagi ada kondisi strok mata yang juga sering terjadi pada para perokok berat. Strok mata sendiri merupakan kondisi saat pembuluh darah di retina mengalami penyumbatan akibat pasokan darah dari jantung ke mata berkurang dan umumnya terjadi pada heavy smoker, baik yang menggunakan rokok konvensional maupun rokok elektronik.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar