22 Agustus 2025
18:16 WIB
Ingat Lagi, Tak Ada Alternatif Rokok Sehat
Produk tembakau tanpa asap pun berbahaya bagi tubuh manusia, ketika zat-zat pada tembakau yang dihisap melalui hidung dan mulut pun telah diteliti dan disimpulkan terkair dengan kanker.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Andesta Herli Wijaya
Penjual meneteskan cairan pada rokok elektrik di salah satu toko di Pekayon, Jakarta Timur, Selasa ( 27/12/2022). Antara Foto/Asprilla Dwi Adha.
JAKARTA - Bagi perokok, penting untuk memahami bahwa semua jenis produk tembakau mengandung zat kimia yang berpotensi membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, menggunakan produk tembakau dapat berisiko kecanduan nikotin sekaligus paparan zat kimia berbahaya.
Melansir laman American Cancer Society, zat-zat pada tembakau ini telah terbukti terkait dengan berbagai penyakit serius, termasuk kanker, penyakit jantung, gangguan pernapasan, dan bahkan dapat merusak janin yang sedang berkembang pada ibu hamil. Tidak hanya itu, produk tembakau juga mengandung nikotin, zat adiktif yang membuat seseorang sulit berhenti, sehingga paparan terhadap zat berbahaya ini kerap berlanjut dari waktu ke waktu.
Berbagai zat berbahaya pada tembakau berisiko memicu masalah kesehatan, terlebih jika dipadukan dengan proses pembakaran. Dengan kata lain, baik merokok biasa, menghisap tembakau pipa atau rokok elektrik, semuanya membawa bahaya yang nyata bagi penggunanya.
Rokok, cerutu, dan tembakau pipa dibuat dari daun tembakau yang dikeringkan. Sayangnya, produsen sering menambahkan bahan kimia untuk memberi rasa dan membuat pengalaman merokok lebih menyenangkan.
Asap dari produk-produk ini merupakan campuran kompleks dari berbagai zat kimia yang dihasilkan oleh pembakaran tembakau dan bahan tambahannya. Tercatat ribuan zat kimia dalam asap tembakau, termasuk setidaknya 70 zat yang dikenal sebagai karsinogen yaitu senyawa penyebab kanker.
Tapi tak hanya tembakau yang dibakar. Produk tembakau tanpa asap, termasuk dip, snuff, snus, dan tembakau kunyah juga termasuk yang membawa bahaya. Produk lain berupa kantong nikotin, permen hisap rekreasional, strip, stik, atau kantong tembakau kecil juga termasuk tembakau tanpa asap.
Walaupun tidak dibakar, produk ini tetap mengandung banyak zat berbahaya, seperti TSNAs, polonium-210, dan hidrokarbon aromatik polisiklik yang diserap melalui mulut atau hidung dan telah dikaitkan dengan berbagai jenis kanker.
Produk tembakau tanpa asap memang rata-rata membunuh lebih sedikit orang dibanding rokok, tetapi tetap terkait risiko kanker dan tidak ada yang terbukti membantu orang berhenti merokok.
Demikian pula, rokok elektrik dan perangkat serupa sering diklaim aman oleh produsennya. Namun, aerosol yang dihasilkan tetap mengandung nikotin adiktif, perasa, dan zat kimia lain, beberapa di antaranya bersifat toksik atau karsinogenik.
Meski kadarnya biasanya lebih rendah dibanding rokok konvensional, produk ini tidak distandarisasi sehingga kandungan nikotin dan zat lain bisa sangat bervariasi. Dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan manusia masih belum diketahui.
Baca juga: Usulan Penambahan Gerbong Khusus Merokok, Sembrono
Karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa tidak ada yang namanya perokok sehat. Satu-satunya cara efektif mengurangi risiko kesehatan akibat tembakau adalah berhenti total.
Pedoman klinis WHO 2024 menekankan pentingnya dukungan komprehensif, termasuk intervensi perilaku melalui konseling singkat, konseling intensif atau kelompok, serta bantuan digital, ditambah pengobatan farmakologis seperti terapi pengganti nikotin. Badan ini juga mendorong negara-negara untuk menyediakan layanan untuk berhenti merokok tersedia gratis atau terjangkau, terutama di negara berpendapatan rendah dan menengah.