c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

01 Oktober 2025

17:57 WIB

Repatriasi Benda Sejarah Jadi Bagian Dari Pemulihan Identitas

Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebut repatriasi benda sejarah dari luar negeri bagian upaya pemulihan identitas, dan mendukung pemajuan budaya sebagai aspek penting bagi pembangunan nasional.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Repatriasi Benda Sejarah Jadi Bagian Dari Pemulihan Identitas</p>
<p id="isPasted">Repatriasi Benda Sejarah Jadi Bagian Dari Pemulihan Identitas</p>

Menteri Kebudayan Fadli Zon dalam forum budaya dunia UNESCO Mondiacult 2025 di Spanyol, Barcelona. ANTARA/HO-Kementerian Kebudayaan.

JAKARTA - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut repatriasi sebagai bagian dari upaya pemulihan identitas Indonesia. Benda ataupun artefak sejarah yang di masa lalu banyak diboyong ke Belanda adalah bagian dari narasi besar peraban Indonesia.

Fadli mmenegaskan bahwa repatriasi sebagai bagian dari pemenuhan hak budaya. Maka itu, pemulangan Koleksi Dubois pekan lalu dari Belanda disebut menjadi bukti keseriusan Indonesia memperjuangkan keadilan sejarah dan pemulihan identitas.

"Repatriasi benda bersejarah kembali ke negara asal sangat penting untuk memulihkan martabat bangsa dan menyambungkan kembali identitas dengan generasi penerus," ungkap Fadli dalam keterangan resmi, Rabu (1/10).

Fadli menggarisbawahi konstitusi Indonesia, khususnya Pasal 32 UUD 1945 yang menegaskan kewajiban negara untuk memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya. Ia juga menyoroti pentingnya pelindungan kebebasan berekspresi, serta pemajuan pengetahuan dan kearifan lokal.

"Hak budaya berarti setiap orang dan komunitas dapat mengakses, berpartisipasi, memperoleh manfaat, sekaligus ikut mengelola kebudayaan. Budaya tidak boleh menjadi privilese segelintir, tetapi hak hidup bagi semua orang," tegasnya.

Fadli menekankan pentingnya pemulihan identitas sebagai langkah pemajuan budaya yang dinilai merupakan aspek penting bagi pembangunan di masa depan.

Pada aspek ekonomi, Fadli menegaskan bahwa budaya adalah mesin pertumbuhan yang mampu menciptakan lapangan kerja, inovasi, dan pemberdayaan sosial. Dia menekankan potensi budaya sebagai pendorong ekonomi masa depan.

Baca juga: Indonesia Join UNESCO MONDIACULT, Dorong Budaya Jadi Solusi Krisis Iklim

Tak hanya itu, budaya menurutnya juga bisa menjadi solusi krisis iklim, mengingat banyaknya warisan budaya yang menekankan cara-cara arif dalam mengelola lingkungan

"Secara global, sektor industri budaya dan kreatif menyumbang USD 4,3 triliun atau 6 persen ekonomi dunia," katanya.

Kementerian Kebudayaan baru-baru ini berpartisipasi dalam forum UNESCO MONDIACULT 2025 yang berlangsung di Barcelona. Fadli Zon dalam kesempatan itu juga menyatakan budaya sebagai pilar penting untuk pembangunan berkelanjutan.

Partisipasi dalam MONDIACULT 2025, katanya, merupakan bagian penting dalam mendorong diplomasi budaya.

"Indonesia membawa pesan bahwa budaya adalah pilar penting, baik sebagai hak yang dijamin, maupun sebagai kekuatan ekonomi global. Kehadiran kita di Barcelona menegaskan posisi Indonesia sebagai bangsa berperadaban besar yang siap memimpin dialog budaya dunia," tutupnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar