22 Januari 2025
09:01 WIB
Trowulan Dan Sangiran Diusulkan Jadi Proyek Strategis Nasional
Kementerian Kebudayaan bakal mengusulkan dua cagar budaya, yakni Trowulan dan Sangiran masuk dalam pengembangan proyek strategis nasional.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
Warga membersihkan patung Buddha tidur di area Maha Vihara Mojopahit Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (15/5/2024). Antara Foto/Syaiful Arif
JAKARTA – Kementerian Kebudayaan menginisiasi pengembangan dua kawasan cagar budaya Indonesia untuk menjadi proyek strategis nasional. Dua kawasan tersebut yaitu Trowulan di Jawa Timur dan Sangiran di Jawa Tengah.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengatakan, Indonesia hingga saat ini tak memiliki museum Majapahit, meski itu adalah peradaban penting dan terbesar di nusantara. Karena itu, pihaknya mewacanakan pendirian museum Majapahit di Trowulan, kawasan yang diyakini secara luas merupakan lokasi penting dari peradaban Majapahit.
Pembangunan museum ini diajukan untuk menjadi proyek strategis nasional ke Bappenas.
“Salah satu yang menjadi PR kita adalah museum Majapahit, kita belum punya, yang ada pusat informasi majapahit. Kita berharap dimulai segera pembangunan museum Majapahit. Kemarin kepada Bappenas kita usulkan agar kawasan Trowulan menjadi kawasan Majapahit, jadi Proyek Strategis Nasional,” ungkap Fadli di Jakarta, Senin (20/1).
Di samping museum Majapahit, Kementerian Kebudayaan juga mengajukan pengembangan kawasan Sangiran sebagai PSN. Fadli berharap, usulan itu bisa diterima dan upaya pengembangan dan pengelolaan dua kawasan penting tersebut bisa lebih signifikan ke depannya.
Fadli mengharapkan Indonesia memiliki museum Majapahit yang memang representatif baik dari segi fasilitas, koleksi maupun narasinya. Mengingat besarnya jejak peradaban Majapahit di nusantara, museum ini dibayangkan akan menjadi pusat pengetahuan penting untuk membaca peradaban.
“Begitu juga dengan Sangiran, bisa menjadi pusat prasejarah dunia, bukan lagi jadi pusat prasejarah Indonesia. Karena di sana banyak ditemukan fosil-fosil manusia purba dari kehduapan yang jutaan tahun yang lalu,” ucapnya.
Di luar dua kawasan tersebut, Kementerian Kebudayaan sendiri tengah mengkampanyekan pendirian lebih banyak museum di Indonesia, baik museum dalam konsep konvensional ataupun museum terbuka atau museum arkeologi di alam yang dikelola dengan baik. Fadli bahkan spesifik menargetkan agar paling tidak Indonesia bisa memiliki 1.000 museum.
Pengembangan jaringan museum ini menjadi bagian dari upaya pemajuan kebudayaan, serta menangkap kekayaan sejarah dan juga jejak kebudayaan Indonesia. Fadli menyebutkan, museum dan cagar budaya tak hanya menjadi tempat pelestarian, namun kedepannya diharapkan juga menjadi episentrum dari pembangunan kebudayaan masa kini, termasuk pula sebagai destinasi wisata yang bisa mendorong perekonomian masyarakat.
“Karena Indonesia ini negara dengan 17 ribu pulau, adat istiadat luar biasa. Sekarang ini kita 400-an museum. itu sebenarnya belum merepresentasikan kekayaan budaya kita. Kita misalnya museum fotografi aja belum ada, museum musik yang representatif belum ada. Jadi masih banyak PR kita kedepan,” tutur Fadli.