29 Oktober 2025
10:27 WIB
Promotor Sebut Tren Festival Membuat Musisi Ragu Gelar Konser Tunggal
Promotor Antara Suara menyebut musisi ragu menggelar konser tunggal karena dianggap lebih menantang daripada tampil di festival. Di festival, musisi hanya sebagai pengisi acara, bukan pemilik acara.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Band Sheila On 7 menghibur penonton pada konser "Tunggu Aku di Jakarta" di Jiexpo Kemayoran, Jakarta , Sabtu (28/01/2023). Antar Foto/Rivan Awal Lingga.
JAKARTA - Tren festival musik dalam beberapa tahun terakhir mengubah persepsi sebagian musisi di Tanah Air tentang ruang pertunjukan. Festival-festival musik kini dilihat sebagai panggung yang sempurna untuk tampil dan menyapa penggemar, sementara konsep konser tunggal dipandang pilihan yang semakin menantang.
Hal itu diungkapkan oleh CEO Antara Suara, Andri Verraning Ayu. Menurut dia, banyak musisi Indonesia kini ragu ketika ingin menggelar konser tunggal karena sudah terbiasa tampil dalam festival.
"Itu yang kita rasain challenge-nya jadi promotor yang memang akhirnya kita mendesain untuk membuat konser tunggal bukan festival," kata Andri Verraning Ayu dalam media gathering di Jakarta, dilansir dari Antara, Rabu (29/10).
Ayu menekankan bahwa para penyanyi atau musisi asal Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk meramaikan panggung musik dunia. Dia menyebut beberapa musisi, seperti grup band seperti Wali, Armada, Setia Band hingga Ungu memiliki kelompok penggemar yang cukup kuat di luar negeri. Misalnya, Malaysia yang kurang lebih tren dan genre musiknya tidak jauh berbeda dengan Indonesia.
Sama halnya dengan Sheila on 7 yang berhasil menggaet sebesar 20 persen penonton asal Malaysia saat melakukan tur bertajuk "Tunggu Aku Di" di lima kota Indonesia yang diselenggarakan Antara Suara. Ayu membeberkan bahwa penggemar asal Negeri Jiran itu bahkan sampai meminta kuota secara terpisah pada promotor jika tidak mendapatkan tiket.
Sayangnya, Ayu menilai para musisi sudah terbiasa tampil dalam festival musik atau hadir sebagai pembuka dari konser artis lain. Rasa ragu kian membesar karena lebih sering dibawa oleh promotor asing untuk mengisi acara di luar negeri, sehingga tidak percaya diri akan banyak penggemar yang hadir untuk menikmati musik.
Hal lain yang dibeberkan yakni alasan musisi ragu menggelar konser tunggal adalah kurangnya pemahaman terkait dengan tata cara penyelenggaraannya. Contohnya, dalam pemikiran konsep konser, target pasar yang dituju sampai dengan mencocokkan keinginan bersama promotor.
Padahal, menurut Ayu, konser tunggal merupakan pilihan panggung yang berdampak kuat bagi musisi dan penggemar. Dengan konsep konser yang matang, konser tunggal menurutnya menciptakan ruang lebih bermakna bagi musisi maupun penggemar.
"Di sini mereka mainnya di festival, tapi ketika konser (tunggal) dibuat di sana itu (musisi) pasti jauh lebih diapresiasi," tambahnya.
Baca juga: 4 Dari 5 Konser Musik Tak Bayar Royalti, Meski Sudah Ditagih
Konser Lintas Negara
Antara Suara sendiri mengaku berupaya merespon isu tersebut dengan melakukan ekspansi ke negara lain berupa Singapura dan Malaysia untuk membantu para artis tampil dalam konser tunggal. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas penampilannya sambil menonjolkan keunikan dari masing-masing pihak pada target pasar yang lebih luas.
Ekspansi ini juga jadi bagian dari strategi jangka panjang Antara Suara untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan industri musik di Asia Tenggara, serta menjawab peningkatan permintaan pasar terhadap konser dan festival lintas negara.
Alasan lainnya yakni Asia Tenggara digadang-gadang akan menjadi salah satu pasar live entertainment dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Hal itu didorong oleh meningkatnya jumlah penonton muda, digitalisasi promosi musik, serta kolaborasi lintas negara di sektor ekonomi kreatif.
Ayu menekankan pihaknya akan membangun jaringan kemitraan strategis dengan promotor regional, festival, venue, dan mitra kreatif di negara-negara Asia Tenggara dengan konser luar negeri perdana mereka yang akan segera diumumkan dalam waktu dekat. Kolaborasi ini diharapkan menjadi katalis pertumbuhan industri musik lintas negara, sekaligus menciptakan nilai ekonomi baru bagi para pelaku musik Indonesia.
"Kami melihat momentum yang kuat di Asia Tenggara, di mana pertumbuhan kelas menengah dan peningkatan konsumsi hiburan langsung membuka potensi besar bagi industri musik. Antara Suara ingin memastikan musisi Indonesia menjadi bagian dari arus utama perkembangan tersebut," katanya.
Diketahui, Antara Suara promotor musik yang relatif sukses menggelar sejumlah konser tunggal. Portofolio konser mereka mencakup nama-nama besar seperti Dewa 19, Sheila On 7, Hindia, .Feast, D’Masiv, RAN, hingga Seringai.