11 Juli 2025
09:39 WIB
Pesta Kesenian Bali, Panggung Pesona Budaya Bali Sejak 1979
Sejak pertama kali digelar pada 1979, festival ini menjadi perayaan budaya terpanjang di Indonesia, yang menjaga warisan leluhur sambil merangkul perkembangan zaman.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Pesta Kesenian Bali 2024. Dok: Kemenpar.
Bali punya banyak agenda seni dan budaya yang menjadi daya tarik pariwisata. Salah satunya yaitu Pesta Kesenian Bali (PKB), agenda budaya unggulan nasional yang rutin masuk dalam program Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata.
PKB telah menjadi penggerak utama pariwisata dan ekonomi lokal, di samping aktivitas wisata di destinasi-destinasi yang ada. Kedatangan wisatawan dari berbagai negara pun memberi efek peningkatan ekonomi yang nyata di tingkat lokal.
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa saat hadir dalam pembukaan Pesta Kesenian Bali menyebut PKB sebagai ruang ekspresi yang hidup bagi seniman Bali, khususnya generasi muda. Agenda ini sekaligus magnet bagi wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata, Widiyanti mengapresiasi PKB yang telah menjadi katalis ekonomi yang signifikan, di mana pada 2024 saja, helatan ini memberikan dampak ekonomi mencapai sekitar Rp192,3 miliar bagi Kota Denpasar dan sekitarnya.
Tahun ini, Pesta Kesenian Bali 2025 kembali diadakan sebulan penuh dan diharapkan memberikan dampak yang lebih besar. PKB 2025 berlangsung pada 21 Juni hingga 19 Juli 2025 dan melibatkan 20 ribu seniman dengan ratusan sajian seni.
Sejarah Pesta Kesenian Bali
Sejak pertama kali digelar pada 1979, PKB telah menjadi panggung utama yang menampilkan pesona seni Bali, mulai dari tarian tradisional, alunan gamelan, hingga kerajinan tangan yang memikat hati. Festival ini konsisten menjadi perayaan budaya terpanjang di Indonesia, menjaga warisan leluhur sambil merangkul perkembangan zaman.
Sepanjang sejarah, pembukaan PKB selalu dilakukan oleh pejabat tinggi negara seperti menteri, wakil presiden, hingga presiden.
Tema Pesta Kesenian Bali 2025
Pesta Kesenian Bali yang memasuki penyelenggaraan tahun ke 47 tahun ini bertema Jagat Kerthi Lokahita Samudaya yang berarti Harmonis Semesta Raya. Tema ini mencerminkan filosofi dari Tri Hita Karana, yaitu harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Tema ini merupakan bagian terakhir dari Sad Kerthi yaitu Jagat Kerthi. Adapun tema ini mengandung arti menjaga keharmonisan keseimbangan alam semesta baik buana agung maupun buana alit untuk mewujudkan kehidupan yang gemah ripah loh jinawi tata tentram kerta raharja.
Baca juga: Mengabarkan Pesona Pariwisata Sulteng Lewat Festival Tampo Lore
Pada Pesta Kesenian Bali 2025, ada 10 jenis kegiatan yang diadakan. Mulai dari Wimbakara atau ajang kompetisi seni dan budaya; Rekasadana atau pergelaran seni dan budaya dari seluruh kota dan kabupaten di Bali; Utsawa atau parade yang mengambil berbagai tema seni dan budaya Bali; hingga Adhi Sewaka Nugraha atau pemberian penghargaan kepada para pengabdi seni.
Kemudian Widyatula atau sarasehan atau simposium kebudayaan; Kandarupa atau pameran yang mengeskplorasi seni dan budaya; Peed aya atau pawai Pesta Kesenian Bali; Jantra tradisi Bali atau pekan kebudayaan daerah; Bali World Culture Celebration atau perayaan budaya dunia; dan Kriyaloka atau lokakarya yang mengangkat tema budaya.
Pesta Kesenian Bali 2025 diadakan di 15 lokasi di Kawasan Taman Budaya Provinsi Bali. Venue yang digunakan untuk PKB 2025 di antaranya adalah Kalangan Ayodya, Kalangan Madya Mandala, Kalangan Angsoka, Kalangan Ratna Kanda, Gedung Ksisarnawa, Lapangan Puputan Badung, dan Lapangan Timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali.