c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

28 Juni 2025

12:37 WIB

Mengabarkan Pesona Pariwisata Sulteng Lewat Festival Tampo Lore

Festival Tampo Lore berlangsung dari 27-29 Juni di Situs Megalit Pokekea, Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah. Acara ini diramaikan parade pangan, pameran kerajinan, hingga jelajah megalit.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p dir="ltr" id="isPasted">Mengabarkan Pesona Pariwisata Sulteng Lewat Festival Tampo Lore</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Mengabarkan Pesona Pariwisata Sulteng Lewat Festival Tampo Lore</p>

Pembukaan Festival Tampo Lore, di Situs Megalit Pokekea, Desa Hanggira, Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulteng, Jumat (27/6/2025). ANTARA/Kristina Natalia.

JAKARTA -  Festival Tampo Lore 2025 resmi digelar di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Helatan ini menjadi ajang untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Sulteng, khususnya Tampo Lore, ke tingkat nasional hingga internasional.

Kepala Dinas Kebudayaan Sulteng Andi Kamal Lembah mengatakan, kehadiran Festival Tampo Lore menegaskan komitmen pemerintah untuk memajukan potensi pariwisata daerah. Tak sekadar menawarkan atraksi, helatan ini menurutnya akan membawa pengalaman yang unik bagi pengunjung.

"Festival Tampo Lore bukan hanya sekadar pertunjukan budaya, melainkan wujud nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Poso, khususnya di Tampo Lore dalam mempromosikan budaya dan pariwisata hingga ke tingkat nasional dan internasional," ungkap Andi Kamal Lembah di Poso, dilansir dari Antara, Sabtu (28/6).

Andi melanjutkan, Festival Tampo Lore estival ini merupakan perayaan yang sangat dinantikan di Sulawesi Tengah. Festival ini menawarkan perpaduan keindahan alam, warisan budaya dan keramahan masyarakat Kabupaten Poso.

Festival Tampo Lore, katanya, bukan hanya sebagai perayaan, tetapi juga sebagai ungkapan cinta dan kebanggaan terhadap kekayaan alam dan budaya yang dimiliki oleh Sulteng.

Andi menjelaskan, Sulteng adalah tempat dimana alam dan budaya berpadu dengan sangat indah. Oleh karena itu, momentum Festival Tampo Lore merupakan momentum yang tepat untuk menghargai kekayaan alam yang dimiliki oleh Sulteng. Pemerintah provinsi juga mendorong masyarakat agar penyelenggaraan festival budaya tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga mendatangkan nilai ekonomi bagi warga.

"Megalit di Lembah Behoa yang sudah dikenal luas tetap perlu didorong menjadi tujuan wisata bernilai tinggi. Dengan begitu akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat setempat," katanya.

Baca juga: Tantangan Pengelolaan Kawasan Konservasi Demi Pariwisata

Dia mengajak masyarakat Poso, khususnya warga Tampo Lore untuk menjadikan Festival Tampo Lore sebagai ajang untuk mengangkat pariwisata megalit ke level dunia. Khususnya terkait wisata prasejarah yang banyak tinggalannya di daerah tersebut.

Festival Tampo Lore berlangsung mulai dari 27-29 Juni, di Situs Megalit Pokekea, Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah dengan berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari lomba musik bambu, parade pangan lokal, pameran kerajinan, diskusi film, hingga jelajah megalit.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar