c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

28 Juli 2025

09:39 WIB

Penetapan Hari Puisi 26 Juli Akui Peran Sastra Dalam Pemajuan Budaya

Tanggal 26 Juli merujuk hari kelahiran sosok pelopor perpuisian modern Indonesia, Chairil Anwar.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Penetapan Hari Puisi 26 Juli Akui Peran Sastra Dalam Pemajuan Budaya</p>
<p id="isPasted">Penetapan Hari Puisi 26 Juli Akui Peran Sastra Dalam Pemajuan Budaya</p>

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam acara perayaan Hari Puisi Indonesia di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Sabtu (26/7). Dok: Kemenbud.

JAKARTA - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) resmi menetapkan tanggal 26 Juli sebagai Hari Puisi Indonesia. Ketetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 167/M/2025 tentang Hari Puisi Indonesia yang diteken pada 23 Juli 2025 lalu.

26 Juli adalah hari lahir penyair Charil Anwar (1922-1949). Karya-karya sang penyair seperti "Aku" hingga "Karawang - Bekasi"  secara luas sebagai tonggak perpuisian modern Indonesia, puisi-puisi yang menonjolkan keluwesan rima dan bahasa.

"Penetapan Hari Puisi Indonesia pada 26 Juli ini bertepatan dengan hari lahir Chairil Anwar. Yayasan Hari Puisi Indonesia telah mengawal momentum ini selama lebih dari satu dekade secara konsisten, dan sudah saatnya negara hadir memberikan pengakuan formal. Jadi sesungguhnya penetapan Hari Puisi Indonesia ini suatu hal yang digagas cukup lama, yakni sejak tahun 2012," ungkap Fadli dalam keterangan resmi, Minggu (27/7).

Hari Puisi Indonesia 2025 dirayakan oleh Kemenbud bersama komunitas pegiat, dengan gelaran acara apresiasi puisi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, akhir pekan lalu. Sejumlah penyair hadir meramaikan, antara lain Sutardji Calzoum Bachri yang bergelar Presiden Penyair, Hasan Aspahani yang memangku jabatan Wakil Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Maman S. Mahayana, Agus R. Sarjono, Acep Zamzam Noor, hingga Jose Rizal Manua yang terkenal sebagai aktor teater.

Fadl Zon menjelaskan relevansi penetapan Hari Puisi Indonesia hari ini. Menurutnya, puisi memiliki akar kebudayaan yang kuat di seluruh wilayah Indonesia. Puisi berperan penting dalam pengembangan peradaban, menjadi bagian integral dari peristiwa bersejarah bangsa, serta turut membangun dan menguatkan patriotisme dan nasionalisme.

Lebih lanjut, puisi dinilai sebagai bagian penting dari karya sastra Indonesia yang tidak hanya memperkaya narasi kebudayaan, tetapi juga merekam sejarah. Puisi juga turut melestarikan kearifan lokal dan adat istiadat, serta menumbuhkan sikap kritis, empatik, kreatif, aspiratif, dan toleran di tengah masyarakat.

Keputusan ini juga mempertimbangkan tradisi peringatan Hari Puisi Indonesia yang telah dilakukan oleh para tokoh dan komunitas sastra sejak tahun 2012 secara konsisten setiap tanggal 26 Juli. Hari lahir Chairil Anwar dalam hal ini dipilih mengingat besarnya warisan sang penyair.

"Ke depan, Kementerian Kebudayaan akan berkolaborasi lebih aktif dengan komunitas sastra. Kita juga akan meluncurkan Anugerah Sastra Indonesia, serta memperluas program seperti laboratorium penerjemahan karya sastra ke berbagai bahasa asing," Fadli menambahkan.

Baca juga: Chairil Anwar, Pelopor Puisi Modern Indonesia

Hari Puisi Indonesia diinisiasi oleh Yayasan Hari Puisi yang dibina oleh sastrawan sekaligus pengusaha media asal Riau. Bersama sejumlah sastrawan lainnya, ia konsisten menggagas perayaan hingga penyelenggaraan Festival Hari Puisi Indonesia sejak 2014 silam.

Fadli Zon berharap penetapan ini menjadi langkah strategis dalam mendukung pemajuan perpuisian nasional dan mendorong pertumbuhan literasi kritis berbasis budaya. Dia menegaskan pentingnya dukungan dan pengakuan dari negara terhadap karya sastra, khususnya puisi, sebagai warisan intelektual dan jati diri bangsa.

Hari Puisi Indonesia tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional, namun menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap nilai dan peran puisi dalam kehidupan berbangsa dan berbudaya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar