01 November 2025
08:50 WIB
Panduan Berwisata Selama Masa Berkabung Nasional Di Thailand
Pemerintah Thailand tak memaksa turis untuk mengikuti protokol apapun di masa berkabung nasional. Pada akhirnya, itu semua kembali kepada kepekaan wisatawan untuk menimbang apa yang pantas dan tidak.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Andesta Herli Wijaya
Salah satu sudut Grand Palace di Bangkok. Unsplash.
Bangkok yang biasanya gemerlap kini tengah berbalut suasana duka. Kerajaan Thailand menetapkan masa berkabung nasional selama satu tahun setelah wafatnya Ratu Sirikit pada Jumat 24 Oktober 2025.
Sosok Ratu yang dikenal anggun dan penuh pengabdian bagi rakyat ini sebelumnya telah dirawat di rumah sakit sejak 2019 karena komplikasi kesehatan. Jenazah mendiang kini disemayamkan di Istana Kerajaan Bangkok selama satu tahun sebagai bagian dari masa berkabung nasional sebelum prosesi kremasi kerajaan dilaksanakan, menurut laporan Bangkok Post.
Pemerintah Thailand pun menetapkan sejumlah langkah untuk menjaga kesakralan momen ini. Bendera nasional dikibarkan setengah tiang di seluruh kantor pemerintahan, lembaga pendidikan, dan gedung negara selama tiga puluh hari sejak 26 Oktober.
Dalam sembilan puluh hari pertama, masyarakat dan wisatawan dianjurkan mengenakan pakaian berwarna hitam, putih, atau warna gelap sebagai tanda duka dan penghormatan. Sementara pegawai negeri diminta menjalani masa berkabung hingga satu tahun penuh.
Meski suasana duka menyelimuti negeri, pariwisata Thailand tetap berdenyut. Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) menegaskan bahwa semua destinasi wisata dan layanan publik tetap beroperasi seperti biasa.
Hanya saja, beberapa acara besar mengalami penyesuaian jadwal. Grand Palace dan Wat Phra Kaew di Bangkok ditutup sementara hingga 8 November karena upacara kerajaan. Untuk Festival Vijit Chao Phraya yang semula dijadwalkan 1 November diundur menjadi 1 Desember.
Di sisi lain, festival Sukhothai Loi Krathong and Candle Festival tetap digelar dengan tambahan upacara penghormatan berupa pencahayaan lilin dan pertunjukan kembang api khas Sukhothai setiap pukul 21.21 malam.
Baca juga: Ragam Pilihan Destinasi Ekowisata Di Chiang Mai, Thailand
Tips Melancong Di Masa Berkabung
Bagi wisatawan yang telah merencanakan liburan ke Negeri Gajah Putih, tak perlu khawatir. Perjalanan tetap bisa dinikmati selama memahami dan menghormati aturan yang berlaku.
Sebaiknya bawalah pakaian bernuansa netral seperti hitam, abu-abu, krem, biru tua, atau putih, karena begitulah kepantasan yang berlaku, warna untuk menunjukkan hormat. Hindari warna yang terlalu mencolok seperti merah, kuning terang, fuchsia, atau neon yang bisa dianggap kurang pantas.
Selain warna, penting pula menjaga kesopanan berpakaian, terutama ketika berkunjung ke tempat suci atau kawasan istana. Kenakan pakaian yang sopan dan tertutup, hindari atasan tanpa lengan, rok atau celana terlalu pendek, serta pakaian pantai di area publik kecuali benar-benar berada di pantai.
Hal-hal yang disarankan di atas pada dasarnya bukanlah aturan. Sebagaimana diulas Travel+Leisure Asia pada Selasa (28/10), Pemerintah Thailand sendiri tidak memaksa turis untuk mengikuti protokol apapun selain aturan perjalanan yang selama ini sudah berlaku. Pada akhirnya, itu semua kembali kepada kepekaan wisatawan, karena pada dasarnya tidaklah terlalu sulit untuk menentukan apa yang pantas atau tidak.
Baca juga: Rekomendasi Tempat Belanja Di Bangkok
Meskipun tidak ada cara bersikap yang diatur secara tegas, sebaiknya wisatawan melakukan serangkaian perubahan kecil dalam aktivitas liburannya, demi menghormati rakyat Thailand yang tengah berduka.
Misalnya, masyarakat lokal akan menjaga ketenangan dan kesopanan di ruang publik di masa berkabung. Wisatawan diharapkan menyesuaikan diri dengan tidak tertawa keras, menyalakan musik keras, atau berfoto dengan pose berlebihan di tempat umum.
Saat melintasi area peringatan atau upacara tertentu, sebaiknya berhenti sejenak dan tunjukkan rasa hormat. Jika ingin mengabadikan momen, lakukan dari jarak yang aman dan hindari menghalangi prosesi.
Begitu pula di tempat hiburan malam, bar dan klub masih beroperasi di masa berkabung. Hanya saja akan ada beberapa penyesuaian, mulai dari musik yang diputar lebih lembut dan aktivitas mengonsumsi alkohol akan terbatas di dalam ruangan.
Selain sikap di dunia nyata, wisatawan juga diimbau berhati-hati dalam bersikap di dunia maya. Media lokal selama masa ini banyak menayangkan berita bernuansa duka. Hindari berkomentar sembarangan karena itu akan menunjukkan minimnya simpati dan rasa kebersamaan.