c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

22 September 2025

19:11 WIB

Normalkah Bercak Darah Di Area Intim Bayi Perempuan?

Pada bayi perempuan yang baru lahir, sedikit pendarahan dari vagina bisa dianggap normal. Kondisi ini sering disebut sebagai mini menstruasi.

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p id="isPasted">Normalkah Bercak Darah Di Area Intim Bayi Perempuan?</p>
<p id="isPasted">Normalkah Bercak Darah Di Area Intim Bayi Perempuan?</p>

Ilustrasi tangan seorang ibu dan bayinya. Sumber foto: Freepik.

JAKARTA - Bagi sebagian orang tua baru, melihat adanya bercak darah pada popok bayi perempuan bisa menimbulkan kepanikan. Pemandangan itu sering kali datang tiba-tiba, tanpa ada tanda sebelumnya, sehingga wajar bila orang tua merasa cemas dan langsung membayangkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi pada buah hatinya.

Di momen seperti ini, berbagai pertanyaan biasanya bermunculan. Apakah kondisi tersebut normal dan tidak berbahaya atau justru menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang serius?

Melansir laman MSD Manual, pada bayi perempuan yang baru lahir, sedikit pendarahan dari vagina bisa dianggap normal. Kondisi ini sering disebut sebagai mini menstruasi, meskipun sebenarnya bukan siklus haid seperti pada remaja atau orang dewasa.

Hal ini terjadi karena sebelum lahir, bayi menerima hormon estrogen dari ibunya melalui plasenta. Estrogen adalah hormon yang berperan penting dalam pertumbuhan dan fungsi organ reproduksi perempuan.

Pada masa kehamilan, kadar estrogen dalam tubuh ibu meningkat cukup tinggi untuk mendukung perkembangan janin. Hormon ini ikut masuk ke aliran darah janin, sehingga bayi juga terpapar kadar estrogen yang lebih tinggi selama berada di dalam kandungan.

Setelah lahir, aliran estrogen dari ibu terhenti dan kadar hormon tersebut dalam tubuh bayi menurun drastis. Perubahan mendadak inilah yang bisa memicu keluarnya sedikit darah dari vagina bayi.

Pendarahan ini biasanya ringan, hanya berupa bercak pada popok, dan berlangsung singkat, umumnya sekitar 1 hingga 2 minggu pertama kehidupan. Kondisi ini dianggap wajar karena merupakan bagian dari proses adaptasi tubuh bayi terhadap perubahan hormonal setelah dilahirkan.

Selama tidak disertai gejala lain seperti perdarahan yang banyak, bau tidak sedap, atau bayi tampak rewel berlebihan, orang tua tidak perlu khawatir.

Berbeda dengan masa bayi, pendarahan vagina pada anak-anak setelah melewati masa awal kelahiran dianggap tidak normal dan tidak lagi terkait faktor hormonal, tapi ada kemungkinan penyebab lain dari perdarahan pada bayi atau anak perempuan yang perlu diperhatikan. Misalnya, adanya benda asing di dalam vagina seperti potongan tisu atau mainan kecil yang bisa masuk tanpa sengaja dan menimbulkan iritasi hingga perdarahan.

Cedera juga bisa menjadi penyebab, termasuk tanda kekerasan seksual yang harus sangat diwaspadai oleh orang tua maupun tenaga medis. Infeksi pada vagina atau vaginitis juga dapat memicu iritasi dan keluarnya darah, sementara masalah kulit di area vulva seperti dermatitis atau lichen sclerosus, bisa menimbulkan keluhan serupa.

Pada beberapa kasus, kondisi yang disebut prolaps uretra yaitu ketika saluran kemih menonjol keluar akibat jaringan pendukung yang masih lemah sebelum pubertas dapat menyebabkan iritasi, rasa nyeri saat buang air kecil, hingga perdarahan.

Ada pula kasus ketika pendarahan muncul akibat pubertas dini (precocious puberty). Tandanya adalah payudara mulai tumbuh, muncul rambut di ketiak atau kemaluan, serta menstruasi datang lebih cepat dari usia normal. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh kanker saluran reproduksi meski hal teraebut jarang terjadi.

Baca juga: Hati-Hati, Mencium Bayi Bisa Bikin Bayi Kena Infeksi

Tanda Bahaya yang Harus Dikenali

Orang tua perlu waspada dan segera membawa anak ke dokter apabila perdarahan disertai dengan gejala lain yang mencurigakan. Misalnya, anak tampak sangat lemah, pingsan, kulitnya pucat dan dingin, napas terengah-engah, atau denyut nadi terasa sangat cepat, artinya semua ini bisa menjadi tanda-tanda syok yang membutuhkan pertolongan segera.

Perhatian serius juga diperlukan bila anak tampak kesulitan berjalan atau duduk, ditemukan memar maupun luka di area genital, anus, atau bahkan mulut, karena kondisi ini dapat mengarah pada cedera serius maupun kekerasan seksual. Selain itu, keluarnya cairan yang tidak biasa atau munculnya kemerahan di sekitar vagina juga patut dicurigai, sebab bisa menandakan adanya infeksi atau hal lain yang tidak normal.

Saat anak diperiksa, dokter akan terlebih dahulu menanyakan riwayat kesehatan dari orang tua atau pengasuh. Informasi tentang kehamilan, proses kelahiran, hingga riwayat penyakit keluarga akan membantu menemukan penyebab.

Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Jika perlu pemeriksaan panggul, prosedur akan dijelaskan terlebih dahulu agar anak dan orang tua merasa lebih tenang.

Pada bayi atau anak kecil, pemeriksaan biasanya terbatas pada area luar vulva dan mulut vagina. Bila pemeriksaan internal diperlukan, biasanya anak diberikan anestesi agar tidak merasakan sakit maupun ketidaknyamanan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar