03 September 2025
14:47 WIB
Negara-Negara Dengan Durasi Tidur Terpanjang
Masyarakat negara-negara maju di Eropa dan Amerika umumnya memiliki waktu rata-rata tidur di atas 7 jam per hari. Sementara di negara-negara berkembang di Asia, umumnya waktu tidur rata-rata 6 jam.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Ilustrasi seorang pria tidur mendengkur atau mengorok. Shutterstock/MIA Studio.
JAKARTA - Tidur merupakan salah satu kebutuhan utama tubuh, yang memengaruhi kondisi fisik bahkan mental setiap orang. Tidur cukup sudah menjadi anjuran kesehatan secara global, di mana lazimnya durasi ideal disebut sekitar 8 jam per hari.
Namun ada krisis dalam beberapa tahun terakhir terkait pemenuhan waktu tidur pada sebagian orang di seluruh dunia. Semakin banyak orang kini sulit tidur secara cukup karena berbagai faktor, mulai dari gangguan pekerjaan hingga intensitas paparan gadget yang tinggi.
Kurang tidur tak hanya memengaruhi kesehatan, namun juga aspek emosional seseorang. Karena itu, tidur cukup selama ini juga dikaitkan dengan tingkat produktivitas hingga kebahagiaan seseorang.
Sejumlah negara dilaporkan warganya memiliki rata-rata durasi waktu tidur terpendek, bahkan kurang dari 6 jam per malam. Di sisi lainnya, negara-negara tertentu tercatat memiliki waktu tidur terpanjang, mendekati delapan jam.
Melansir laman World Population Review yang mencatat data waktu tidur global tahun 2025, Selandia Baru, Belanda dan Finlandia adalah negara yang warganya memiliki waktu tidur rata-rata terpanjang, yaitu sekitar 7,4 jam atau 443 - 447 menit setiap malamnya. Selandia Baru adalah yang teratas, di mana masyarakat usia produktif di negara ini rata-rata mulai tidur pukul 11 malam, dan bangun keesokan harinya di pukul 07 pagi.
Di urutan selanjutnya ada Inggris dengan rata-rata durasi tidur sekitar 7,3 jam per harinya, disusul Australia dan Belgia. Negara-negara maju di Eropa umumnya memiliki waktu tidur tak kurang dari 7 jam, termasuk juga Kanada di Amerika serta Afrika Selatan.
Adapun masyarakat di negara-negara Asia umumnya memiliki durasi tidur kurang dari 7 jam per malam. Arab Saudi menurut laporan World Population Review merupakan negara Asia dengan durasi tidur tertinggi, yaitu sekitar 6,9 jam. Sebaliknya, Jepang menjadi yang terendah di mana warga Negeri Sakura tidur hanya sekitar 5,8 jam per malam.
Di mana posisi Indonesia? Masyarakat di Indonesia memiliki durasi tidur mirip dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Taiwan, Filipina dan Malaysia, yaitu sekitar 6,4 jam per malam.
Laporan di atas tak memberi keseimpulan yang menjurus ke isu kesehatan, ekonomi maupun budaya. Dengan kata lain, panjang ataupun pendeknya durasi tidur rata-rata masyarakat di suatu negara, belum tentu merepresentasikan tingkat kesehatan nasionalnya.
Baca juga: Kebiasaan Akhir Pekan Ini Bisa Memperparah Gejala Sleep Apnea
Angka-angka di laman World Population Review selaras dengan laporan terbaru oleh situs layanan kesehatan PlushCare. Laporan mereka mencatat bahwa warga di negara-negara Eropa Utara, Australia, dan Selandia Baru memiliki proporsi tertinggi orang yang mendapatkan waktu tidur yang direkomendasikan, yaitu 7 hingga 9 jam per malam.
Sementara kawasan Timur Tengah dan Asia Timur disorot sebagai negara-negara dengan kualitas tidur terburuk di dunia.
PlushCare mengungkap studi tahun 2016 yang menyebutkan bahwa Australia, Selandia Baru dan Belgia adalah negara-negara yang warganya paling awal tidur setiap malam. Namun, tidak seperti orang Jepang, yang juga tidur lebih awal, orang Australia tidak terburu-buru untuk bangun pagi.
Namun yang menarik, laporan PlushCare juga mengungkapkan bahwa kurang tidur adalah fenomena yang terjadi di seluruh dunia. Bahkan di negara-negara dengan durasi rata-rata tidur tinggi, sekitar seperempat warganya pun tercatat mengalami kurang tidur.
Gambaran itu bisa dikaitkan dengan semakin banyak anak muda dan orang dewasa hari ini mengalami gangguan atau kesulitan tidur. Aktivitas pekerjaan memicu stres, tekanan sosial, tekanan finansial, paparan layar gadget, hingga gaya hidup tak sehat, semuanya diperkirakan berkontribusi menciptakan gelombang masalah tidur secara global.
Namun perlu dicatat pula bahwa durasi tidur ideal di tiap-tiap negara bisa saja berbeda, tergantung pada karakteristik sosial dan budaya masyarakat terkait. Artinya, belum tentu masyarakat di negara dengan durasi rata-rata tidur pendek mengalami berbagai persoalan seperti krisis emosional atau stres finansial seperti yang disebutkan sebelumnya.