c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

03 Oktober 2025

08:59 WIB

Musik Bambu Tada, Ekspresi Budaya Komunal Halmahera Yang Dilindungi

Alat musik bambu tada mulanya digunakan oleh masyarakat Halmahera Tengah sebagai instrumen hiburan pelepas dahaga. Dalam perkembangannya, alat ini juga digunakan sebagai pengiring nyanyian dan tarian.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p dir="ltr" id="isPasted">Musik Bambu Tada, Ekspresi Budaya Komunal Halmahera Yang Dilindungi</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Musik Bambu Tada, Ekspresi Budaya Komunal Halmahera Yang Dilindungi</p>

Masyarakat Halmahera Tengah (Halteng) memainkan alat Musik Bambu Tada, Kamis (2/10/2025). ANTARA/Abdul Fatah.

JAKARTA - Bambu tada, alat musik yang terbuat dari bambu asal Halmahera Tengah (Halteng) termasuk Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) yang diakui dan dilindungi keasliannya. Alat musik ini sejak lama telah menjadi bagian dari ekspresi budaya komunal di wilayah tersebut, dengan karakter bebunyian bamboo-nya yang khas.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kemenkum) Maluku Utara (Malut) Budi Argap Situngkir mengatakan bahwa Musik Bambu Tada telah masuk sebagai ekspresi budaya tradisional yang dilindungi negara. Bambu tada dicatat sebagai alat musik bambu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mengeluarkan bunyi-bunyian khas yang menjadi warisan ekspresi masyarakat Halteng.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum (Kemenkum), Musik Bambu Tada masuk sebagai kekayaan intelektual komunal (KIK) kategori ekspresi budaya tradisional yang berasal dari Weda, Halteng, sesuai permohonan Pemerintah Kabupaten Halteng melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan pada tahun 2022.

"Salah satu manfaat pencatatan kekayaan intelektual komunal di antaranya ekspresi budaya tradisional yaitu pelestarian tradisi budaya tradisional secara turun-temurun yang dapat memberikan manfaat bagi pariwisata, dan ekonomi masyarakat lokal," ungkap Argap Situngkir dalam keterangan resmi, dilansir dari Antara, Kamis (2/10).

Ekspresi budaya tradisional, kata Argap, adalah segala bentuk ungkapan karya cipta, baik berupa benda maupun takbenda, atau kombinasi keduanya, yang menunjukkan keberadaan suatu budaya tradisional dan diwariskan secara komunal dari satu generasi ke generasi lainnya. Seperti tari, seni, kerajinan tangan, narasi, dan ekspresi artistik lainnya yang merefleksikan identitas dan nilai-nilai suatu masyarakat.

Baca juga: Saatnya Mengenalkan Alat-alat Musik Tradisional Ke Kancah Dunia

Maka itu, menurut Argap, perkembangan musik bambu tada tak terlepas dari era kolonialisme saat kedatangan bangsa Eropa, yakni Portugis, Spanyol, dan Belanda, tetapi lebih didominasi oleh bangsa Belanda melalui sekolah-sekolah zendingnya di tanah Halmahera.

"Ketika itu, sekolah-sekolah zending tersebut diberikan mata pelajaran seni suara yakni menyanyi yang kemudian berkembang dengan menggunakan iringan musik yakni Musik Bambu Tada," ujarnya.

Awalnya fungsi musik bambu tada ini sebagai alat hiburan pelepas dahaga bagi petani Weda yang sedang menjaga kebun atau berada di rumah bersama keluarga. Dalam perkembangannya digunakan dalam acara-acara khusus mengiringi nyanyian dan tarian.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar