24 Oktober 2025
17:56 WIB
Mikroplastik Perbesar Risiko Stroke Pada Pasien Diabetes
Mikroplastik yang masuk ke saluran darah dan sampai ke organ tubuh bisa menyebabkan peradangan atau perlukaan, bisa menjadi salah satu faktor stroke bahkan serangan jantung.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Sampah plastik di pasir pantai menyebabkan pencemaran lingkungan. Dok: Freepik/jcomp.
JAKARTA - Mikroplastik seperti teror senyap yang mungkin tak begitu terasa nyata bahayanya bagi banyak orang, namun ada di berbagai aspek kehidupan. Dari tanah ke laut, mikroplastik kemudian sampai ke atmosfer menyatu dengan air hujan.
Mikroplastik bisa memicu masalah kesehatan pada semua orang. Namun ada risiko yang lebih perlu mendapat perhatian, yaitu jika memapar pasien diabetes.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengingatkan masyarakat bahwa mikroplastik yang akhir-akhir ini diketahui terkandung di air hujan di Jakarta bisa menambah risiko bagi pasien diabetes terkena stroke bila masuk ke dalam pembuluh darah.
"Ketika ada orang dengan diabetes juga merokok, ditambah juga (terpapar) mikroplastik maka risiko terjadinya serangan jantung dan serangan stroke bisa meningkat," kata Ketua Sub Kelompok Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rahmat Aji Pramono di Balai Kota Jakarta, dilansir dari Antara, Jumat (24/10).
Mikroplastik bisa berasal dari degradasi limbah plastik, termasuk serat sintetis pakaian, debu kendaraan, ban kendaraan, sisa pembakaran sampah plastik. Ia tak terlihat karena berukuran bahkan bisa lebih kecil dari debu dan bakteri.
Rahmat menyampaikan, ketika masuk ke dalam organ tubuh, mikroplastik akan menimbulkan peradangan atau perlukaan di organ tersebut. Bila peradangan terjadi di saluran pernapasan, misalnya, maka menyebabkan masalah kesehatan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan lainnya.
Mikroplastik yang berukuran lebih kecil bahkan bisa ke dalam pembuluh darah dan mengakibatkan perlukaan di sana.
"Apalagi kalau perlukaannya di jantung, di otak, efeknya bisa serangan jantung maupun stroke. Tapi hal ini menjadi faktor risiko, bukan serta-merta mikroplastik ini menjadi agen tunggal penyebab penyakitnya," kata Rahmat.
Baca juga: Rutin Bersihkan Debu Rumah Mengurangi Risiko Terpapar Mikroplastik
Sementara pasien diabetes sebenarnya sudah berisiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan orang tanpa diabetes, karena kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah. Rahmat mengatakan bahwa secara umum, efek mikroplastik bagi kesehatan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terlihat, tak seketika dialami mereka yang terpapar.
Mikroplastik menjadi bahan perbincangan berbagai kalangan belakangan ini, seiring publikasi hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik.
Penelitian yang sebenarnya dilakukan pada tahun 2022 itu menunjukkan mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di ibu kota terbentuk dari degradasi limbah plastik melayang di udara akibat aktivitas manusia.