c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

18 Juni 2025

18:22 WIB

Menggalakkan Kebiasaan Menstruasi Sehat Lewat Kampanye #Hersforher

Kampanye ini berupaya menjawab tantangan literasi dan akses kesehatan reproduksi yang masih ditemukan di berbagai wilayah Indonesia.

Editor: Andesta Herli Wijaya

<p>Menggalakkan Kebiasaan Menstruasi Sehat Lewat Kampanye #Hersforher</p>
<p>Menggalakkan Kebiasaan Menstruasi Sehat Lewat Kampanye #Hersforher</p>

Aksi penyerahan donasi pembalut bagi remaja putri di Nusa Tenggara Timur, bagian dari kampanye #Hersforher, Selasa (17/6/2025). ANTARA/HO-Wings Care.

JAKARTA - Literasi kesehatan reproduksi di kalangan masyarakat Indonesia terbilang masih rendah. Karena diliputi ketabuan ala Timur, banyak orang tua enggan membicarakan ihwal reproduksi dengan anak-anak mereka, termasuk soal menstruasi.

Data Yayasan Plan International Indonesia (YPII) tahun 2018 menunjukkan literasi kesehatan reproduksi di Indonesia masih rendah. Sebanyak 63 persen orang tua di Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur tidak pernah menjelaskan menstruasi kepada anaknya.

Akibatnya, anak-anak tumbuh menjadi remaja tanpa pemahaman reproduksi atau pemahaman organ seksual yang dibutuhkan. Hal ini berimbas pada berbagai aspek kehidupan mereka, termasuk kesehatan.

Terkait itu, salah satu inisiatif digerakkan oleh Wings Care yang bekerjasama dengan YPII serta para pegiat kesehatan, menggalakkkan kampanye menstruasi sehat dengan tagline #Hersforher. Kampanye ini menggalakkan kebiasaan menstruasi yang sehat lewat beragam kegiatan, dari berbagi pembalut hingga edukasi langsung.

Inisiatif ini dibuat dalam rangka Hari Kebersihan Menstruasi Sedunia (Menstrual Hygiene Day) yang diperingati pada 28 Mei, sekaligus menjawab tantangan literasi dan akses yang masih ditemukan di berbagai wilayah Indonesia.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, dr. Yohana Joni, Sp.OG yang menjadi salah satu figur dalam kampanye ini, mengatakan masih banyak perempuan, terutama di area perdesaan, mengganti pembalut kurang dari dua kali sehari.

"Kendati menstruasi merupakan siklus normal organ reproduksi wanita, namun jika tidak ditangani dengan benar, darah menstruasi dapat menjadi tempat tumbuh bakteri," kata Yohana dalam keterangannya, dilansir dari Antara, Rabu (18/6).

Baca juga: Minimnya Pemahaman Wanita Pada Perdarahan Menstruasi Berat

Yohana mengingatkan, kebiasaan menstruasi yang tidak sehat dapat menyebabkan iritasi hingga infeksi saluran kemih karena darah menstruasi dapat menjadi tempat tumbuh bakteri jika tidak ditangani dengan benar.

Manajer Kerja sama Korporat Yayasan Plan International Indonesia (YPII) Natalia Trita Agnika mengatakan bahwa inisiatif yang dilakukan secara kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas akses layanan kesehatan yang layak bagi perempuan.

Dalam kampanye yang digalakkan secara digital ini, dibagikan pula kiat penting dalam merawat area kewanitaan, meliputi kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut, mengganti pembalut secara rutin setiap empat sampai enam jam untuk mencegah infeksi.

Selanjutnya, menjaga area kewanitaan tetap kering dan bersih, serta selalu memilih pembalut yang berkualitas, aman, dan memiliki kandungan antibakteri alami.

Baca juga: Peneliti BRIN Ungkap Penyebab Angka Perkawinan Anak Tinggi Di Desa

Sebagai puncak inisiatif, kampanye #HersforHer memfasilitasi penyerahan 2.003 pak produk pembalut alami kepada remaja perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Acara seremonial dibuka langsung oleh Bupati Manggarai Herybertus Geradus Laju Nabit, di Aula Paroki Kumba, Ruteng, Kabupaten Manggarai, Selasa (17/6).

Donasi pembalut ini merupakan hasil partisipasi lebih dari 2.000 perempuan Indonesia dalam kampanye digital #HersforHer, yang menunjukkan semangat solidaritas antar perempuan.

Pemilihan NTT sebagai fokus pada kegiatan puncak kampenye #Hersforher juga terkait fakta bahwa lebih dari 50 persen anak perempuan di Nusa Tenggara Timur belum mendapatkan akses kebersihan menstruasi yang layak, menurut YPII.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar